Tuesday 8 May 2012

Orang Miskin di Mata Orang Kaya


Pertama kagum dengan serial Ramadhan yang digarap oleh Bang Dedi Miswar. Menemani di saat sahur dan buka puasa. Suasana yang Islami terasa. Cerita yang mengalir, dikemas apik, dekat dengan kehidupan keseharian kita. Para Pencari Tuhan jilid II.
Di salah satu episode, saya sangat terharu. Memperlihatkan bagaimana seorang kaya, beragama tapi cinta dunia juga. Oom Jalal panggil Kalila, Pak Jalal oleh orang lain, pak haji (walaupun hanya Umroh) bagi sebagian orang.
Dalam cerita-episode itu- adegan saat mau sholat tahajud, ada orang yang memanggil dari luar, dia kira malaikat izrail (emang pernah kenal??). Kemudian dia keluar dan mendapati tetangganya -Sholeh- yang memanggilnya. Dengan muka payah, susah, keringatan, memelas, dia meminta bantuan makanan dari Pak Jalal. Berikut kira-kira percakapan mereka:
Sholeh : Pak, ma..ma..maaf…
Pak Jalal : Kenapa kamu??
Sholeh : Boleh saya min..minta sedikit makanan dari bapak?
Pak Jalal : Ya Allah, jam begini Loe bukannya tahajud malah minta makan
Sholeh : Anak-anak belum pada makan dari siang tadi Pak, mungkin Bapak bisa memberi sedikit buat saya?
Pak Jalal : Sembarangan aja kalo ngomong! Di rumah ini tidak ada yang sedikit, semuanya serba banyak..
Sholeh : I…i…iya Pak, maaf…
Pak Jalal : Emang buat berapa orang?
Sholeh : Emm..cuma 5 orang Pak
Pak Jalal : Jangankan 5 orang, sekampung juga duit saya cukup! Ya udah tunggu bentar ye…
Sholeh : (mengangguk dengan wajah berseri)…Alhamdulillah…
Pak Jalal : (masuk mengambil makanan)

Bagus kan?
Ketika orang miskin datang ke rumah orang kaya, meminta sedikit barang (makanan dan lainnya), awalnya orang kaya merespon dingin, namun setelah kita “akui” dia punya banyak harta, mulai melembut.
Apakah setiap orang miskin harus melakukan hal serupa (mengakui), sebelum orang kaya memberikan apa yang diminta orang miskin? Bukannya 2,5% dari harta kita itu hak orang miskin? Menunaikan hak saudara adalah kewajiban (apalagi orang miskin).
Bagaimana ya para orang kaya di Indonesia, menteri, pengusaha dan presiden dengan hartanya. Ingatkah akan hak yang harus ditunaikan tersebut? Atau pura-pura lupa?

Wa’allahu a’lam…

0 comments:

Post a Comment