Tuesday 30 October 2012

Penentuan Berat Molekul Polimer

Polimer, atau biasa juga disebut makromolekul, berarti “many part”. Polimer merupakan suatu makromolekul besar yang terdiri dari unit atau satuan yang lebih kecil yang secara berulang-ulang yang disebut sebagai repeating unit. Repeating unit ini akan bersambungan secara bersama-sama dengan cara yang sedemikian rupa dan dalam jumlah besar dan membentuk polimer. Suatu molekul yang membentuk polimer disebut monomer. Monomer merupakan unit-unit sederhana yang membentuk repeating unit. Molekul tersebut akan bergabung dengan molekul lainnya, baik yang sejenis maupun berbeda, sehingga bisa membentuk polimer.
Polimer pada umumnya meliputi plastik dan bahan-bahan yang bersifat karet. Banyak di antaranya yang merupakan senyawa organik yang secara kimia berbasis karbon (C), hidrogen (H), dan unsur-unsur nonmetal lainnya. Polimer memiliki struktur molekul yang sangat besar, densitas yang rendah, dan sangat fleksibel.

KLASIFIKASI POLIMER
Berdasarkan sifat-sifatnya polimer dapat dibagi ke dalam tiga kelompok umum, yaitu elastomer, serat, dan plastik. Ciri elastomer adalah kemampuannya untuk diregang di bawah tekanan (direntangkan) dan dapat kembali pada bentuk awalnya bila atekanan dikurangi (elastis). Contoh elastomer antara lain ialah karet (alam maupun sintetis) dan silikon.
Serat adalah polimer yang mempunyai sifat gayaregang yang tinggi di sepanjang sumbunya. Serat merupakan polimer seperti benang yang dapat ditenun menjadi kain. Kapas, wool, dan sutera adalah contoh-contoh dari serat alam. Beberapa serat sintetis seperti nilon, orlon, dan dacron, mempunyai sifat tambahan yang menguntungkan yaitugaya regangnya bertambah; lebih ringan, penyerapan kelembaban rendah; tahan terhadap ngengat, jamur, kebusukan, dan cendawan; serta tidak keriput.
Plastik mempunyai sifat di antara elastomer dan serat, yang mempunyai bermacam-macam sifat pada suhu kamar. Contohnya ialah polistirena (PS) dan polipropilena (PP). Polistirena bersifat kaku dan getas, sedangkan polipropilena bersifat sangat keras, tahan benturan, tahan sobek, dan lentur dalam bentuk lembaran tipis.

BERAT MOLEKUL POLIMER
Panjang rantai pada polimer merupakan parameter yang penting dalam menentukan sifat-sifat polimer. Polimer pada umumnya terdiri dari sejumlah besar rantai, di mana rantai-rantai ini tidak perlu harus sama panjangnya. Panjang rantai ini biasanya disebut sebagai berat molekul. Karena panjang rantai tersebut berbeda, maka tidak diperoleh berat molekul yang seragam, melainkan berat molekul rata-rata.
Sifat-sifat polimer seperti kekuatan dan viskositas lebih tergantung pada  molekul yang berukuran lebih besar dibanding ukuran molekul yang lebih kecil. Makin bertambahnya panjang rantai, maka jumlah tempat (sites) yang berinteraksi di anatara berbagai rantai tersebut juga akan bertambah. Hal ini menyebabkan sifat kimia, fisika, dan mekanik dari suatu polimer akan bervariasi.
Manfaat dari mengetahui berat molekul polimer antara lain:
  • Menentukan aplikasi polimer tersebut
  • Sebagai indikator dalam sintesa dan proses pembuatan produk polimer
  • Studi kinetika reaksi polimerisasi
  • Studi ketahanan produk polimer dan efek cuaca terhadap kualitas produk

PENENTUAN BERAT MOLEKUL POLIMER
Makromolekul apabila dilarutkan dalam suatu pelarut (misalnya air) akan membentuk larutan koloid sejati. Suatu sistem makromolekul yang terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut monodispersi. Bila sistem makromolekul tersebut tidak terdiri dari molekul-molekul dengan berat molekul yang sama disebut polidispersi.
Terdapat tiga metode umum yang dapat digunakan untuk menentukan berat molekul suatu polimer, yaitu metode analisa gugus ujung, metode osmometri, dan metode viskositas.

METODE ANALISA GUGUS UJUNG
Jika suatu polimer diketahui mengandung jumlah tertentu gugus ujung per molekulnya, maka jumlah gugus ujung tersebut dapat ditentukan dalam sejumlahmassapolimer dengan metode analisis. Dari sini dapat ditentukanmassasatu mol polimer dan juga berat molekulnya.
Kelemahan metode ini yaitu adanya pengandaian struktur molekul dan tidak dapat digunakan padamassamolekul polimer yang sangat besar Karen sampel polimer yang diambil hanya satu gram. Oleh karena itu metode ini hanya dipakai untuk polimer dengan berat molekul mendekati 2500 gram/mol.

METODE OSMOMETRI
Tekanan osmotik larutan polimer lebih mudah diukur daripada mengukur kenaikan titik didih dan penurunan titik bekunya. Hal tersebut memungkinkan untuk menentukan berat molekul polimer. Oleh karena itu tekanan osmotik merupakan sifat koligatif, yaitu sifat yang bergantung pada jumlah partikel terlarut yang ada. Maka osmometri menghasilkan harga rata-rata berat molekul.
Osmometri dapat dikatakan sebagai perlewatan pelarut melalui selaput/ membran dari pelarut murni ke dalam larutan atau dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Selaput ini hanya dapat melewatkan pelarutnya saja (permeable).http://muhammadyusuffirdaus.wordpress.com/2012/01/22/penentuan-berat-molekul-polimer/

0 comments:

Post a Comment