langsung aja acekidot sobat vampire
1.anime/kartun
2.http://ganool.com/
3.http://nontonmovie.com/
4.http://ganoolmovie.com/
5.http://filmbagus21.com/
mungkin cuma itu sobat yang sering ane jelajah buat download filem semoga bermanfaat sobat vampire
Thursday, 20 August 2015
cara install ulang windows 7
Haiii,, Halooooo, saya akan share ilmu tentang Cara Install Ulang Windows 7 Lengkap+Gambar,
dalam hal install windows ini masih banyak yang tidak mengetahui
caranya, tapi kalau bagi siswa SMK yang mengambil jurusan komputer
rata-rata bisa menginstall ulang komputer/laptop nya sendiri, bagi kamu
yang belum bisa, ayo ikuti langkah2 menginstall ulang windows 7 dibawah
ini. gampang kok :D
Pastikan kalo kita udah backup drivernya, agar setelah install gak perlu download lagi, bagi yang belum, baca aja disini Cara Backup Driver Windows Dalam 5 Menit. Jangan lupa juga copy file penting yang di Local C ke Local D, karena saat kita format, file yang di desktop, my document dan download akan hilang , karena termasuk dalam Local C.
Sebelum install windows 7, tentu saja kamu harus punya DVD Windows 7 yang masih baik kondisi nya, kalau udah rusak, buang saja , hihi, jika ada file windows iso, burn aja ke DVD, cara nya liat disini Cara Burning Windows 7 Ke CDVD
Oke, langsung aja Masukan DVD Windows 7 , lalu setting Bios agar boot ke CDROM, jika belum di setting, lihat disini Cara Setting Booting Bios Ke CDROM.
Jika sudah, akan ada tulisan Press Any Key To Continue, Enter aja.
Maka akan muncul seperti ini.
KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR :)
Ini jangan diubah, langsung next aja bro..
Pilih Install now
Centang I accept the license terms, lalu next..
Pilih Custom..
Pilih Partisi yang akan di isi dengan Windows 7, karena ini hanya ada 1 partisi, maka langsung saja, tetapi di laptop/PC anda pasti ada beberapa partisi, pilih yang partisi C, sekitar 100GB, bisa di cek di MyComputer..
Karena ada pertanyaan dari teman yaitu cara nya agar data2 saya yang lain tidak hilang, dan yang dihapus cuma windows 7 nya bagaimana?
Penjelasan
Ini cukup sulit dijawab, karena data dan disk di setiap komputer/laptop berbeda, tetapi saya akan menjelaskan garis besarnya cara mempercepat koneksi internet.
Secara umum, file windows yang akan kita format dan kita install ulang berada di local disk C yang berkapasitas kurang lebih 100 GB, dan data2 kita terletak di Local Disk D, atau E, dan seterusnya, jadi kita hanya perlu masuk ke windows 7, dan buka disk C, kira2 isi file nya seperti ini. topologi jaringan komputer.
Jika isinya seperti gambar diatas, maka disk C itulah yang akan kita gunakan untuk diformat dan diinstall ulang, jika tidak, lihat di local disk yang lain.
----------------------------------
Oke, setelah tau, maka kita kembali lagi ke proses install, pilih disk yang berisi windows dan klik Drive Options, lalu Format. Setelah Format lalu Next, windows akan memulai install, kira2 30 menit,
Tunggu Proses Install.. Setelah itu PC akan restart sendiri beberapa kali, tunggu saja..
Masukan Username (Nama Kamu) dan nama Komputer
Masukan Passwordd, jika tidak ingin menggunakan password, langsung next aja.
Pilih Ask Me Later
Atur Waktu diwilayah Anda
Keluar kan CD nya, SELESAI !
sumber :http://www.adalahcara.com/2013/03/cara-install-ulang-windows-7-lengkap.html
Pastikan kalo kita udah backup drivernya, agar setelah install gak perlu download lagi, bagi yang belum, baca aja disini Cara Backup Driver Windows Dalam 5 Menit. Jangan lupa juga copy file penting yang di Local C ke Local D, karena saat kita format, file yang di desktop, my document dan download akan hilang , karena termasuk dalam Local C.
Sebelum install windows 7, tentu saja kamu harus punya DVD Windows 7 yang masih baik kondisi nya, kalau udah rusak, buang saja , hihi, jika ada file windows iso, burn aja ke DVD, cara nya liat disini Cara Burning Windows 7 Ke CDVD
Oke, langsung aja Masukan DVD Windows 7 , lalu setting Bios agar boot ke CDROM, jika belum di setting, lihat disini Cara Setting Booting Bios Ke CDROM.
Jika sudah, akan ada tulisan Press Any Key To Continue, Enter aja.
Maka akan muncul seperti ini.
KLIK GAMBAR UNTUK MEMPERBESAR :)
Pilih Install now
Centang I accept the license terms, lalu next..
Pilih Custom..
Pilih Partisi yang akan di isi dengan Windows 7, karena ini hanya ada 1 partisi, maka langsung saja, tetapi di laptop/PC anda pasti ada beberapa partisi, pilih yang partisi C, sekitar 100GB, bisa di cek di MyComputer..
Karena ada pertanyaan dari teman yaitu cara nya agar data2 saya yang lain tidak hilang, dan yang dihapus cuma windows 7 nya bagaimana?
Penjelasan
Ini cukup sulit dijawab, karena data dan disk di setiap komputer/laptop berbeda, tetapi saya akan menjelaskan garis besarnya cara mempercepat koneksi internet.
Secara umum, file windows yang akan kita format dan kita install ulang berada di local disk C yang berkapasitas kurang lebih 100 GB, dan data2 kita terletak di Local Disk D, atau E, dan seterusnya, jadi kita hanya perlu masuk ke windows 7, dan buka disk C, kira2 isi file nya seperti ini. topologi jaringan komputer.
Jika isinya seperti gambar diatas, maka disk C itulah yang akan kita gunakan untuk diformat dan diinstall ulang, jika tidak, lihat di local disk yang lain.
----------------------------------
Oke, setelah tau, maka kita kembali lagi ke proses install, pilih disk yang berisi windows dan klik Drive Options, lalu Format. Setelah Format lalu Next, windows akan memulai install, kira2 30 menit,
Masukan Username (Nama Kamu) dan nama Komputer
Masukan kalo kamu punya Serial Key, kalo gak punya ya hilangkan Centang
nya dan next, windows kamu akan trial dan expired dalam jangka waktu
tertentu, bisa menggunakan Windows Loader agar windows kamu menjadi full
version, search aja windows loader di google :)
Pilih Ask Me Later
Atur Waktu diwilayah Anda
Keluar kan CD nya, SELESAI !
sumber :http://www.adalahcara.com/2013/03/cara-install-ulang-windows-7-lengkap.html
laporan kerja peraktek pt.antam (persero) Tbk UBPE pongkor
LAPORAN KERJA PRAKTIK
PT
ANTAM (PERSERO) TBK UBPE PONGKOR
PROCESS
PLANT DEPARTEMENT
LAPORAN KERJA PRAKTIK
Rigitha Ferdian Himantara 114110027
Verdy
Maulady 114110032
PROGRAM
STUDI TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG
AGUSTUS 2015
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Laporan
penulisan ini adalah hasil karya saya sendiri,
dan
semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Rigitha Ferdian Himantara
NIM : 114110027
Tanda Tangan :
Tanggal :
Nama : Verdy Maulady
NIM : 114110032
Tanda Tangan :
Tanggal :
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan
Kerja Praktek ini diajukan oleh :
Nama
: Rigitha Ferdian H
Verdy
Maulady
NIM : 114110027
114110032
Judul : Kajian Aplikasi
Penambaha Ekstrak Kayu Pionera Dan Timbal Nitrat ( Pb(NO3)2) Terhadap Persen
Recovery Au
Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji
dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi
Indonesia
DEWAN
PEMBIMBING
Pembimbing
Kerja Praktek :Dra. Lin Marlina, M.Si
:(.........................................)
Pembimbing
Kerja Praktek Lapangan :Mokhamad Zafar Nur Hakim, ST : (.........................................)
Ditetapkan
di : Serpong
Tanggal
:
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Kimia
(Dr. Ir. Sri Handayani, MT
)
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini. Penulisan laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Teknik Program Studi Teknik Kimia, Institut Teknologi Indonesia.
Kami
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa
perkuliahan sampai pada penyusunan laporan ini, sangatlah sulit bagi kami untuk
menyelesaikan laporan ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada
:
1. Ibu
Dra. Lin Marlina, M.Si
selaku pembimbing I yang telah banyak membantu memberikan dukungan, dan
memberikan saran yang bijak degan sepenuh hatinya kepada penulis.
2. Bapak
Mokhamad
Zafar Nur Hakim, ST selaku pembimbing kerja praktek
lapangan
yang telah banyak membantu dan membimbing selama pelaksanaan kerja praktek..
3. Ibu
Dr. Ir. Sri Handayani, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Kimia – ITI.
4. Ibu
Dra. Ermiziar. T, M.Si selaku koordinator Kerja Praktik Program Studi Teknik
Kimia-ITI
5. Kedua
orang tua kami yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dukungan material dan
moral.
6. Seluruh
STAFF dan Karyawan process plant PT. Antam (Persero) Tbk UBPE Pongkor
yang selalu membantu kami dalam pelaksanaan kerja praktek ini.
7. Sahabat-sahabat
Teknik Kimia-ITI 2011 yang turut membantu dalam penyusunan laporan ini.
8. Serta
semua pihak, dengan tidak mengurangi rasa terimakasih, yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Semoga
laporan Kerja Praktik ini dapat memberikan
manfaat yang banyak kepada pembaca.
Serpong, Agustus
2015
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang kerja peraktik industri
Pada perkmbangan jaman yang semakin
pesat, gelobalisasi menjadi suatu tantangan dan kesempatan terdiri bagi setiap
negara. dalam menghadapi era gelobalisasi dan pasar bebas ASEAN, indonesia
membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. untuk membina warga negara
indonesia menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggu dan berkualitas dapat
dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan pendidikan formal.
Institut Teknologi Indonesia (ITI)
merupakan salah satu penyelenggara pendidikan formal di indonesia. Institut
teknologi indonesia khususnya program study sarjana setara S-1 teknik kimia
produksi bersih meningkatkan kualitas mahasiswanya, untuk menghasilkan ilmuan
terapan yang berkualitas serta
profesesional dalam bidang teknik proses di industri kimia , dengan memasukan
program kerja peraktik industri di kurikulumnya. setiap mahasiswa diwajibkan
mengikuti kerja peraktik industri yang digunakan untuk memahami penerapan
teknik proses secara fisika maupun kimia di industri tempat melakukan kerja
peraktik.
PT. ANTAM Tbk. UBPE pongkor yang
merupakan salah satu industri yang mempunyai keriteria tersebut. dari mulai
pengolaha bahan baku hingga menadi produk serta proses pengolahan limbah dengan
tuuan untuk meningkatkan efisiensi sehingga tercapai produksi bersih pada
peroses pengolahan.
1.2 Tujuan kerja peraktik industri
Tujuan pelaksanaan kerja peraktik
industri adalah mendukung kompetisi lulusan sarjana setara S I yang siap kerja
terampil dan mempunyai wawasan tentang sektor industri proses secara
kompetitif. secara garis besar tuuan peaksanaan kegiatan kerja peraktik industri
di urai kan sebagai berikut :
a. memberikan
kesempatan bagi mahasiswa menerapkan pengetahuan yang diperoleh dibangku kuliah
untuk memahami proses produksi dan segala sarana penunjang yang ada di industri
proses.
b. memberikan
mahasiswa dapat merasakan dan beradaptasi dengan budaya dan lingkungan industri
secara lebih awal sebagai bekal untuk
memasuki lapangan kerja diindustri
setelah lulus.
c. mengembangkan
wawasan dan pengetahuan secara langsung dilapangan dan pengenalan masalah
industrial.
d. mengetahui
gambar sistem kerja dilapangan dan hirarki organisai serta interaksinya dalam
perusahaan
e. melakukkan
identifikasi permasalahan industrial berkaitan dengan aplikasi potensi aspek
produksi bersih.
f. memperluas
wawasan mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja yang sesungguhnya.
1.3 Waktu dan Tempat kerja peraktik industri
Kegiatan kerja peraktik industri
dilaksanakan di Desa Bantar Karet, kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor,
Provinsi jawa barat selama 4 minggu terhitung sejak 7 juli 2015 hingga 7
agustus 2015 .
1.4 Ruang lingkup kerja peraktik industri
Ruang lingkup pelaksanaan kerja peraktik
meliputi seluruh proses pengolahan emas dari biji emas hingga terbentuk dore bullion, pengolahan limbah serta
penerapan produksi bersih pada peroses pengolahan emas.
Ruang
lingkup kerja peraktik meliputi :
a. Bahan Baku dan Peroduk
b. Sistem Proses
c. Peralatan Proses
d. Utilitas
e. Manajemen Industri
f. Lokasi dan Tata Letak Pabrik
g. Pengolahan Lingkungan
BAB II
BAHAN BAKU DAN PRODUK
2.1 Bahan baku
Bahan
baku yang digunakan pada proses pengolahan yang ada di PT.ANTAM Tbk. UBP Emas
Pongkor dibagi menjadi dua macam yaitu bahan baku utama dan bahan baku
penunjang.
2.1.1 Bahan Baku Utama
Bahan
baku utama yang digunakan adalah gabtuan biji ( ore ) yaitu batuan yang dimiliki kandungan emas dan perak relatif
tinggi, yang berasal dari kegiatan penambangan. proses ini dimulai dari
pencarian cadanan mineral emas yang diketahui dengan cara explorasi secara
bertahap dan sesuai setandar prosedur explorasi. dari kegiatan explorasi yang
dilakukan oleh tim geologi, PT.Antam (Persero) Tbk UBPE pongkor ditemukan tiga urat
utama yaitu urat ciguha yang terdiri dari urat ciguha timur dan ciguha utama;
urat kubang cicau yang letaknya ditengah-tengah kedua urat tersebut, yang pada
permukaan bercabang menjadi beberapa urat kecil kearah utara; dan urat ciurug.
semua urat itu menunjukan kemiringan yang tegak ke arah Timur Laut atau Barat
Daya.
Pada
kegiatan penambangan ini umumnya ditemukan urat-urat kuarsa yang sudah
mengalami proses pelapukan dan peretakan yang ditandai dengan timbulnya
rongga-rongga yang diakibatkan oleh tetesan air tanah yang terus menerus.
Mineral penyusun terdiri kuarsa, kalsedon, dan mineral karbonat yang sebagai
besar terah terubah oleh kuarsa, adularia, barit, khlorit, mineral lempeng,
oksida mangan, limonit dan mineral opak. sementara mineral bijih agentite dan
butiran halus logam emas dan perak ditemukan di beberapa lokasi.
Bijih
adalah batuan bahan galian dengan mineral tertentu, terkonsentrasi dalam jumlah
yang cukup untuk ditambang dan diekstrak logamnya secara ekonomis dan
menguntungkan. bijih yang ditambang memiliki spesifikasi kadar emas sebesar
4-10 ppm. jenis minerak yang logamnya di-ekstraksi terlebih dahulu disebut mineral biih (ore mineral atau mineral berharga),
sedangkan mineral lainnya disebut mineral ganngue
atau mneral tidak berharga yang dalam istilah pertambangan disebut sebagai
pengotor. kandungan
emas didalam batuan, dibagi menjadi dua jenis yaitu endapan primer dan endapan
sekunder.
1.
Endapan
primer
Endapan emas primer terdapat dalam urat
babtuan kuarsa atau batuan asam seperti riolit
dan liparit. didalam batuan tersebut
emas ditemukan sebagai mineral sebagai berikut:
a) Native
gold, yaitu mineral emas yang berupa partikel kcil bebas (logam Au yang tidak
bersenyawa dengan logam lain).
b) Elektrum,
yaitu mineral paduan emas dan perak disamping tembaga dan besi.
c) Mineral
Tellurida :calaverit (AuTe2), sylvanite (AuAgTe4) pelzit
(Au2AgTe), dan panagyagit (PbAuTe4SbS5-8)
2.
Endapan
sekunder
Bijih emas sekunder ini merupakan
endapan alluvial, yaitu endapan pasir
yang mengadung butiran emas. endapan ini berasal dari endapan primer sebagai
akuibat dari proses pelapukan terhadap batuan yang menandung bijih emas.
pengambilan atau pemotongan dari endapan alluvial
tersebut cukup dengan penulangan (panning).
2.1.2 Bahan Baku Penunjang
a.
Natrium
sianida (NaCN)
NaCN
digunakan sebagai pelarut atau solvent dalam peroses leaching (leaching agent).
kebutuhan natrium sianida yag digunakan dalam proses leaching ini sekitar
600-800 ppm atau 2,27 kg/ton bijih. NaCN berbentuk kristal yang bersifat racun;
larutan dalam air dan pelarut organik (etanol,asetan, dan eter) dengan titik
leleh dan titik didih 5630C dan 14960C. berat molekul
sianida 40,015 dan berrat jenis 1,6 pada suhu 200C.
b.
Timbal
Nitrat (PbNO3)
PbNO3 digunakan sebaai
katalis dalam proses leaching di unit sianidasi. penambahan PbNO3
didalam proses dilakukan saat proses milling, karena pada proses mailling juga
telah terjadi proses laching didalam ball mill. kebutuhan PbNO3 yang
digunakan dalam proses leaching adalah 25 kg/shif. sfesifikasi dari PbNO3
yang digunakan adalah Cl maksimum 0,001%; Cu maksimal 0,002%; Fe maksimum
0,002%; specific gravity 4,53. Timbal nitrat adalah senyawa anorganik yang bersifat
toksik, oksidan, dan karsinogenik pada manusia. berat molekul timbal nitrat
adalah 331,2 dan larutan dalam air.
c.
Oksygen
Oksygen digunakan dalam bentuk udara
bertekanan dalam proses leaching pada unit sianidasi, komposisi oksigen dalam
udara 20,8-20,9% dengan wujud gas. Berat jenis gas 1,429 dan kelaruan dalam air
yang jenuh dengan udara (760mmHg) : 8,8 mgO2/L (200C).
Titik leleh oksigen -218,40C dan titik didih -1820C
d.
Kapur(lime)
Kapur digunakan untuk menaikan nilai pH
ata mendapatkan kondisi basa pada proses milling dalam ball mill. kondisi basa
(pH ± 10,5) akan mencegah terbentuknya gas HCN yang beracun.jika kondisinya
asam maka sianida akan besifat tidak setbil dan berubah fasa dari cair ke gas.
seain itu, kapur dapat memudahkan pengendapan bijih halus pada proses sianidai.
penambahan CaO akan menyebabkan peningkatan visikositas cairan. jika persen
solidnya rendah akan menurunkan kinerja ball mill. oleh sebab itu, diperlukan
penambahan dosis CaO yang tepat. kebuthan kapur seekitar 2kg/ton bijih.
e.
Boraks
(Na2B4O7)
Boraks digunakan sebagai reagen pada
proses peleburan. penambahan noraks bertujuan untuk mengikat kotoran pada coke
yang biasanya berupa impurities logam. selain itu digunakan untuk menurunkan
titik eleh logam emas dan perak. boraks ditambahkan dengan konentrasi 20%,
sebelum dimasukan ke dalam furnace. titik leleh dan titik didih boraks adalah
743oC dan 1575oC.
f.
Asam
klorida (HCl)
Asam kelorida digunakan pada proses
ei=ulition tahap pertama (wash acid). asam klorida merupakan asam kuatyang
korosif;dapat merusak kulit dan mata; beracun; titik leleh 1090C, specific
gravity 1,19; larutan dalam air, alkohol dan benzen; dan tidak mudah terbakar.
asam klorida dapat melarutkan logam, oleh karena itu harus disimpan dalam
rubber-liner tank.
g.
Natrium
Hidroksida (NaOH)
Natrium hidroksida digunakan pada
elution tahap pretreatment dan di elecrowinning sebagai pengatur pH. Natrium
Hidroksida digunakan untuk mempertahankan pH larutan sianida (pH ≤ 10,5) pada
proses tersebut. selain itu NaOH digunakan sebagai larutan buffer yang dapat
mencegah breaksinya natrium sianida dengan sisa asam klorida pada stage 1
proses elusion. pada proses eution, penambahan natrium hidroksida dengan
konsentrasi 3%.
h.
Sodium
Metabisulfit
(Na2S2O5)
Sodium metabisufit atau biasa disebut
SMBS digunakan pada proses pengolahan limbah di unit detoksifikasi yaitu
sebagai oksidator yang dapat mengubah CN- emjadi CNO - .
sodium metabisulfit berbentuk kristal putih atau serbuk; tidak berbau, larutan
dalam air, gliserol dan sedikit larutan alkohol, serta bersifat korosif. pada
udara terbuka dan lembab perlahan-lahan akan teroksidasi menjadi sulfat.
i.
Hidrogen
Peroksida (H2O2)
Hidrogen peroksida digunakan sebagai
oksidator yang akan mengubah CN- menjadi
CNO- pada proses degradasi sianida (metode degussa) di IPAL Tambang
dan IPL Cikaret. Hidrogen peroksida merupakan senyawa yang reaktif; tidak
stabil;mudah mengurai dan mempunyai tingkat kepekaan yang tinggi untuk
membebaskan energi ( mengurai secara eksotermis) yang salah satu cirinya adalah
apabila tersentuh badan atau benda akan terjadi pembebasan panas. penyimpanan
daam polyethylene drum. selain itu sejak dari tahun 2010 hidrogen peroksida
juga digunakan sebagai oksidator pada proses pelarutan emas dan perak
(leaching) didalam tank in line Reaktor dan pada proses ini dibutuhkan
kandungan oksigen terlart sebesar 10ppm.
j.
Tembaga
Sulfat Pentahidrat (CuSO4.5H2O)
Tembaga sulfat pentahidrat digunakan
untuk katalisator reaksi cyanide destruction. Tembaga sulfat merupakan bahan
berbentuk serbuk berwarna biru terang CuSO4 digunakan sebagai
katalis dalam proses cyanide destruction baik di Unit Pengolahan air limbah
(IPAL) maupun yunit detoksifikasi.
k.
Flokulan
dan Koagulan
Flokulan dan koagulan merupakan senyawa
organik yang digunakan untuk mempercepat pengendapan ata sebagai pengental
dalam proses penjernihan air limbah. jenis flokulan yang digunakan dalam
peroses penjernihan air di unit taiing treatmenat adalah jenis anionic
floculant. sedangkan koagulan yang digunakan adalah jenis liquid cationic coagulant
yang baik digunakan karena menghasilan endapan yang lebih padat, sehingga
pengerukan limpur di tailing dam dapat dikurangi . merk flokulan yang dipakai
adalah aquaclear.
l.
Karbon
Aktif
Karbon aktif adalah bentuk mikropore
dari karbon yang terbuat dari gambut kayu, lignit, atau batu bara. karbon aktif
berwujud padatan hitam dengan berat jenis 0,25 -06 mg/ml. karbon aktif diguakan
sebagai material pengadsorpsi senyawa kompleks Au dan Ag pada proses CIL
adsorption. karbon aktif yang digunakan adalah jenis granular yang mempunyai daya serap yang sangat tinggi
karena sifatnya yang porous . specific gravity karbon aktif adalah 0,08 – 0,05.
distribusi karbn disetiap tangki berkisar antara 20-30 gram/liter. merk karbon
aktif yang digunakan dalah merk JACOBI dan norit dengan berat molekul 12,01.
2.1
Produk
Produk
utama PT. Aneka Tambang Tbk UBPE Pongkor adlah berupa dore bullion. dore
bullion adalah campuran emas dan prak denga kadar emas (Au) 7% hingga 15% dan
perak (Ag) 80% hingga 92% serta sisanya yang kurang dari2% adalah impurities.
Setiap
tahun PT. ANTAM UBPE Pongkor menghasilkan Dore Bullion sekitar 3-4 ton yang akan dikirim ke unit Bisnis
pegolahan dan Pemurnian Logam mulia (UPPLM) yang berada di jakarta untuk
dilakukan pemurnian terhadap campuran emas dan perak.
BAB III
SISTEM PROSES
Bahan
baku utama sistem proses pengolahan berasal dari penambangan UBP Emas Pongkor
yang berasal dari beberapa tempat, yaitu Tambang Cicurug, Kubang Ciau, Ciguha,
Gunung handak, dan Pamoyanan. PT. ANTAM UBP Emas Pongkor menentukan metode
hydro-electrometallurgy yaitu cyanide leaching dalam sistem proses pengolahan
ore. sistem proses yang digunakan, ditentukan berdasarkan pemahaan mengenai
karakterisik ore. sistem proses yang digunakan,ditentukan berdasarkan pemahaman
mengenai karakteristik ore secara meneralogi. jenis ore yang terdapat di
pongkor merupakan jenis surface-bound gold (adsorbed gold), yaitu emas yang
terabsopsi kedalam permukaan mineral lain selama proses mineralisasi. emas
dalam bijih emas yang tambang di pongkor umumnya terabsobsi oleh kuarsa dan
pyrite, yang terperangkap. dalam bijih emas hasil tambang didaerah pongkor
terdapat kandungan perak yang cukup tinggi atau mineral jenis electrum. melalui
pemahaman mengenai karakteristik bijih emas atau secara mineral lurgi, maka
diketahui proses pengolahan yang tepat untuk bijih emas daerah pongkor yaitu
melalui proses ekstraksi dengan metode.
PT.
ANTAM Tbk. UBP Emas Pongkor membagi sistem proses pengolahan emas dari ore
menjadi produk akhir dore bullion secara umum terbagi tiga tahap, utama yaitu
sianidasi, recovery yang terdiri dan pengolahan limbah. tahap sianidasi terdiri
dari crushing, mailing, classification, calssification leacing, dan GCC system.
kemudian dilanjutkan dengan peroses recovery yang terdiri dari carbon in leach
(adsorbsi), elusi, electroeining, dan smelting. sedangkan hasil samping proses
diolah pada tahap pengolahan limbah.tahap proses unit pengolahan ore menjadi
dore bullion secara garis besar digambarkan pada gambar 3.1. Diagram alir
proses
Gambar
3.1 Diagram Alir
Proses
3.1 Unit Sianidasi
Unit
sianidasi, merupakan unit pertama pada proses pengolahan mineral dari bijih
emas hasil tambang dimulai dari proses crushing ,milling and classication,
leaching, serta gravity concentration circuit (GCC).
3.1.1 Crushing
Crushing
merupakan tahap awal dari peroses sianidasi. crushing atau komunisi adalah
proses meredukasi ukuran ore dengan tujuan meningkatkan derajat liberalisasi
yaitu untuk menghasilkan bentuk dan ukuran ore yang dibutuhkan yaitu -400 mm
menjadi -12,5 mm, membebaskan logam berharga dari pengotor yang ikut terbawa
dari tambang dan memperbesar luas permukaan bijih sehingga kecepatan reaksi
pelarutan dapat berlangsung lebi baik. Tahapan setiap proses crushing
digambarkan pada gambar 3.2 diagram alir proses crushing:
Gambar
3.2 Diagram
Alir Proses Crushing
Ore
atau bijih emas hasil penambangan diangkut menggunakan grand by menuju stok
pile dilakukan redukasi ukuran secara mekanik penggunaan excavator breaker.
kemudian ore yang telah diredukasi diangkut menggunakan dumptruck menuju run
off mine (ROM). sebelum dimasukin kedalam room , ore tersebut dilakukan
pemisahan erdasarka ukuran partikel menggunakan grizzly sehingga ore yang
berukuran 400mm dapat dilakukan proses selanjunya yaitu crushing. sedangkan ore
yang berukuran +400mm akan dikembalikan dengan menuju stocpile yang kemudian
akan dihancurkan kembali dengan menggunakan excvator breaker.
Ore
ukuran -400 mm kemudian diumpankan melalui appron feeder menuju primary crusher
yaitu jaw crusher dengan jenis double toggle. pada primary crusher terjadi
proses kominusi (reduksi ukuran ore). prinsip kerja dari jaw crusher yaitu dua
plat yang dapat membuka dan menutup seperti rahang. salah satu dari rahang diam
(statik) dan yang lainnya bergerak maju mundur. jaw crusher meremukan material
degan kompresi didalam rongga remuk. material yang masuk kedalam rongga remuk
akan dapat dikompresi oleh jaw crusher yang berherak kemudian material turun
hingga mendapat jepitan baru. jumlah umpan yang masuk diatur oleh appron feeder
dengan kapasitas 70-80 dmt/h dan target harian 1400 dmt/day. permasalahan yang
bisa terjadi pada primary crusher adalah choking (sumbatan) yang disebabkan
oleh ukuran ore yang diumpankan ke appron feeder terlalu besar dan dalam
kondisi lengket sehingga tertahan dan menghambat jalur ore yang akan masuk
primary crusher. penanggulangan cocking yaitu dengan dilakukan penyemprotan air
dan pengukuran sumber sumbatan dengan rockgrab.
Ore
hasil keluara primary crusher diangkut melalui conveyor 01 dan dilanjutkanke
conveyor 02 yang sebelumnya terdapat chut ( pemisahan alur ore) berupa tramp
iron magnet. tramp iron magnet berfungsi untuk menangkap dan memisahkan
logam-logam magnetis yag terbawa dari tambang. logam magnetis seperti besi
dapat merusak nelt conveyor dan rubber liner pada ball mill seingga perlu
dipisahkan. conveyor 02 menangkut ore menuju pimary screen yang mengunakan
double decksquare straight dengan ukuran bukaan 32 mm pada deck atas dan 16 mm
pada deck bawah dengan kemiringan 200 sehingga didapat under size
yang berukuran -12,5 mm. oversize dari primary screen kemudian diangkut melalui
conveyer 03 menuju surge bin, sebagai tempat penampungan sementara, sebelum
diumpankan melalui vibrator feeder menuju scondary crusher yaitu cone crushere.
secondary crusher berfungsi melakukan proses kominuasi kembali ore yang
berukuran +12,5 mm. keluaran secondary crusher
kemudian diangkat kembali melalui conveyor 01 kemudian conveyor 02
menuju primary screen untuk dilakukan separasi ukuran kembali.
Prinsip
kerja dari cone crusher yaitu terdapat sebuah summbu tegak yang merupakan tegak
yang merupakan tempat dipasangnya alat peremuk yan disebut mantle atau head.
sumbu tegak tersebut ditunjang dibawah kepala remuk (mantle) atau cone. sumbu
tegak diputar dengan pergerakan eksentrik dari bagian bawah yangg diputar dari
pinion. mantle berada dalam shell berbentk kerucut yang membesar keaatas sehingga terbentuk rongga remuk antara shell
and mantle. mantle yang bergerak bersama sumbu tegak memberikan kompresi ke
arah shell. aksi kompresi ini menyebabkan material yang berada dalam rongga
remuk akan mengalami reduksi ukuran. dengan setting bukaan diatur dengan
menarik turunkan bowel.
Undersize
dari perimary screen yaitu ore berukuran -12,5 mm dilakukan separasi ukuran
dengan scondary screen jenis double deck slot straight dengan ukuran bukaan 4
mm pada deck atas dan 0,5 mm pada deck bawah sehingga didapat undersize
berukuran -0,5 mm, oversize dari secondary screen yang berukuran +0,5 mm sampai
dengan berukurana -12,5 mm kemudian akan diangkut melalui conveyor 04 dan ore
tersebut akan ditampung dalam fine ore bin (POB) I dan II dengan kapasitas
masing-masing hingga 800 dmt. sedangkan undersize hasil secondary screen yang
berupa lumpur (akibat spray water pada comveyor 03) ditampung dalam fine sump.
Di
area crushing terdapat beberapa stasiun penampungan lumpur yaitu ST 05, ST 06,
ST 07, ST 12 dan ST 14.
1. ST
05 merupakan tempat penampungan lumpur yang berasal dari campuran ore dan tanah
dari tambang yang terbawa oleh air hujan.
2. ST
06 merupakan tempat penampungan lumpur yang berasal dari stock pile yang
terbawa air hujan.
3. ST 07 merupakan tempat penampungan lumpur yang
berasal dari tambang L.600 dan L.700.
4. ST
12 merupakan tempat pemusatan loading lumpur yang berasal dari ST 05, ST 06 dan
ST 07 yang diangkut mengunakan dump truck. lumpur ini kemudian disaring
terlebih dahulu menggunakan screen ST 12 untuk memisahkan lumpur dengan ore.
undersize screen ST 12 yang berupa lumpur yang ditampung didalam sump kemudian dipompakan menuju FST
thickener sedangkan oversize-nya yang
berupa ore diangkut menuju FOB.
5.
ST 14 merupakan tempat penampungan
overflow process water dan lumpur dari spray conveyor 05 & 06 yang kemudian
overflownya dialirkan menuju ST 15 (decont pound) yang dalam jangka
waktutertentu juga dilakukan loading dan lumpurnya akan dibawa menuju ST 12.
3.1.2. Milling & Classification
Milling
adalah proses penggerusan ore menggunakan grinding ball. Tujuan sdari milling
adalah untuk memperkecil ukuran ore menjadi 74 mikron (200 mesh) sehingga
meningkatkan derajat liberasi dari logam berharga emas dan perak. Metode
milling yang digunakan PT. ANTAM (persero) Tbk. UBP emas pongkor adalah metode
basah dengan media air sehingga dihasilkan persen solid 60% -72%. Pertimbangan
perusahaan menggunakan metode basah adalah sebagai berikut:
1. Penggerusan
cara basah memerlukan energy yang relatif lebih rendah dibandingkan cara
kering.
2. Klasifikasi
cara basah lebih mudah dan memerlukan ruang yang kecil dibandingkan dengan yang
kering.
3. Lingkungan
cara basah lebih berdih dan tidak memerllukan alat penangkap debu.
4. Penggerusan
cara kering memerlukan material yang benar- benar kering sehingga perlu proses
pengeringan terlebih dahulu.
5. Pada
penggerusan cara basah, konsumsi media gerus dan pelapis lebih banyak karena
terjadi korosi.
Tahapan
setiap proses milling digambarkan pada
gambar 3.3 diagram alir proses milling.
Gambar 3.3 Diagram
Alir Proses Milling and
Classification
Umpan
masuk proses milling berasal dari FOB, underflow FST thickener, underflow
cyclone, dan oversize mag screen serta endapan ILR gravity concentrator
circuit.
Setelah
melalui proses crushing sebagai proses kominusi pertama, ore kemudian ditampung
dalam FOB dan FST. Ore yang ditampung dalam FOB 1 kemudian diumpankan melalui
mill feeder untuk kemudian diangkut melaui conveyor 5 menuju ball mill pada
plant 1 dan Ore FOB 2 diangkut melalui conveyor 6 menuju ball mill pada plant
2. Sedangkan slurry yang ditampung dalam FST ditambahkan dengan flokulan jenis
anionic yang berfungsi untuk mempercepat pengendapan lumpur (underflow)
sehingga lumpur tersebut akan terpisah dari air (overflow). Overflow dari FST
thickener dialirkan ke tangki process water (PW 01). Sedangkan underflow FST
thickener dengan konsentrasi sekitar 45-60 % solid dipompakan ke dalam ball mill. Perbandingan
umpan yang berasal dari FOB dengan FST Thickener yaitu sebesar 1 : 4.
Jika
PH ore kurang dari 10 maka pada conveyor 5 dan conveyor 6 ditambahakan lime
(kapur) CaO dalam keadaan padat yang berfungsi sebagai penstabil PH pada proses
leaching. Target nilai PH yang ideal untuk proses yaitu 10-10,5. Selain itu
juga ditambahakan secara langsung PbNO3 dalam fase cair sebagai katalis dan
pengikat sulfur pada mineral pyrite atau
mineral sulfide lainnya ke dalam dalam ball mill. Penambahan PbNO3 adalah
25kg/shift yang dilarutkan di dalam mixing tank.
Prinsip
kerja dari proses milling dipengaruhi oleh kecepatan putaran mill,adanya liner,
dan grinding ball. Media gerus naik sepanjang sisi dari mill sampai posisi
dinamik yaitu ketika berat muatan mill seimbang dengan gaya sentrifugal.
Setelah mencapai posisis ini muatan akan menggelincir ke bawah dengan cara
cascading, yaitu muatan menggelinding di atas muatan lain yang sedang bergerak
ke atas atau dengan cara cataracting (jatuh bebas ke dasar ball mill). Dengan
gerakan ore dalam mill berupa gerakan cataracting dan cascading. Gerakan
cataracting merupakan gerakan parabolic gerakan akibat kecepatan putar mill
yang tinggi, dan pada gerakan ini dominan terjadi gaya impact yang menyebabkan
ukuran ore hasil mill dengan gerakan ini relative kasar. Sedangkan gerakan
cascading merupakan gerakan parabolic akibat kecepatan putar yang relative
lambat, dan pada gerakan ini dominan terjadi gaya abrasi (gesek) yang
menyebabkan ukuran ore hasil mill dengan gerakan ini relative halus pada laju
keausan lining yang lebih besar dari
gerakan cataracting.
Di
dalam ball mill terjadi tiga jenis mekanisme penggerusan yaitu abrasi yang
terjadi hanya pada bagian permukaan batuan saja yang tergerus, chipping yaitu
batuan menerima gaya tekan dari kedua sisi samping, dan tumbukan dimana batuan
yang mengalami tekanan dari atas dan bawah
Berdasrkan
karakteristik dari gerakan tersebut hasus dicapai kecepatan kritis untuk
mendapat ukuran ore hasil mill yang optimum untuk dilakukan proses selanjutnya
yaitu proses leaching, agar derajat liberasi Au dan Ag dapat ditingkatkan dan
dapat terekspos optimum pada saat proses leaching. Kecepatan kritis dari ball
mill tergantung pada gaya sentrifugal yang mempengaruhi gerakan ore dalam mill
yang dipengaruhi banyak nya ore atau massa dari ore tersebut, sehingga apabila
kecepatan terlalu tinggi akan menyebabkan semua ore menempel di dinding dan
tidak terjadi penggerusan, sedangkan jika kecepatan yang terlalu rendah maka
tidak akan terjadi tumbukan antara ore dan grinding ball. Pada dinding ball
mill terdapat liner yang digunakan untuk menjaga shell agar tidak rusak akibat
benturan antara grinding ball dengan ore. Linier terdiri dari lifter bar dan
shell plate yang terbuat dari bahan rubber. Dengan adanya lifter bar muatan
yang ada didalam ball mill akan terangkat pada saat ball mill berputar.
Ball
mill pada palnt 1 dan ball mill pada plant 2 memiliki spesifikasi yang berbeda.
Ball mill 1, memiliki kapasitas milling circuit sebesar 22 ton/jam dengan
diameter ball mil sebesar 3,0 m dengan kapasitas total 500dmt dan ukuran
grinding ball 80mm. sedangkan ball mill 2, memiliki kapasitas milling circuit
sebesar 33 ton/jam dengan diameter ball mill sebesar 3.6 m dengan kapasitas
total 720 dmt dan ukuran grinding ball 50mm. dengan jumlah grinding ball yang
sama untuk kedua ball mill yaitu 1.8 – 2 kg/ton ore.
Setelah
ore mengalami kominusi terakhir di ball mill yang menghasilkan undersize dari
tromol screen yang berupa slurry, kemudian ditampung dalam sump discharge ball
mill yang akan dipompakan ke millcyclone dengan % solid ball mill 1 sebesar
56-60% dan ball mill 2 sebesar 50-54%, dengan pengenceran menggunakan proses
water. Sedangkan oversize yang berupa ore akan ditampung hingga jumlah tertentu
melalui hopper dengan diangkut menggunakan wheel loader dan kemudian ditrnasfer
kembali melalui conveyor 5 dan conveyor 6 serta dilakukan kominusi ulang
(milling).
Dalam
millcyclone, slurry dipisahkan berdasrkan berat jenis dan ukurannya dengan
memnafaatkan gaya sentrifugal. Slurry dimasukan melalui inlet dengan tekanan
sebesar 7-17 psi (pada plant 1) dan 14-16 psi (pada plant 2). Partikel –
partikel ore yang kasar dan berat jenis tinggi karena gaya sentrifugal
cenderung terkumpul dibagian radial dan mengendap kebawah menjadi underflow
yang dikembalikan ke ball mill dengan persen solid 70%-72%. Sedangkan partikel-
partikel ore yang halus akan membentur conical section sehingga terbawa menuju
ke bagian atas menjadi overflow dengan %solid sebesar 38-42%. Dengan ukuran ore
sebesar 80% lolos 200 mesh. Overflow kemudian dilewatkan ke trash screen untuk
memisahkan slurry dengan pengotor berupa sampah serpihan kayu, plastic, dan
lain-lain. Kemudian hasil lolos trash screen dilanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu leaching.
3.1.3. Leaching
Proses
leaching adalah ektraksi padat-cair atau proses pelarutan selektif dimana hanya
logam-logam tertentu yang dapat larut. Sedangkan metode yang digunakan dalam
proses leaching di PT. Antam UBPE Pongkor adalah metode agitation leaching
dengan reagent sianida.
Undersize dari trash screen yang berasal dari overflow
cyclone kemudian dilakukan proses leaching pada tangki leaching dengan
menggunakan larutan sianida. Kapasitas tangki leaching 1 dan 2 pada plant 1
sebesar 340 m3 dan 1000m3 untuk tangki leaching tangki pada plant 2. Parameter
utama yang di perhatikan pada proses leaching di PT. Antam UBPE pongkor adalah
konsentrasi sianida 700-750 ppm, pH 10,5 -10,8, solid 40%, dan waktu tinggal 15 jam.
1. Konsentrasi
Sianida
Konsentrasi sianida dalam proses leaching di peroleh
dari sodium cyanide (NaCN) yang dilarutkan dalam tangki mixing lalu dipompakan
ke holding tank cyanide dan bercampur dengan barrent solution dari proses
electrowinning. Targrt proses pencampuran tersebut yaitu diperoleh konsentrasi
larutan sianida pada leach tank 750-900rpm.
2. PH
operasi 10-10,5
Pada proses leaching PH perlu dijaga
apabila PH terlalu rendah larutan sianida akan membentuj HCN (asam sianida)
dalam bentuk fasa gas.
CN- + H2O → HCN + OH-
Asam sianida dalam fasa gas memiliki
berat jenis rendah dibandingkan fasa cair dengan pertimbangan tangki reaktor
terbuka maka akan menyebabkan banyak nya asam sianida yang terlepas ke udara
bebas. Berdasrkan tinjauan proses, terbebasnya sianida ke lingkungan
menyebabkan berkuranganya konsentrasi sianida di dalam reaktor dan mengurangi
banyaknya sianida yang bereaksi dengan logam Au dan Ag. Hal ini menunjukan
optimasi hasil proses yang berhubungan dengan tinjauan jumlah emas dan perak
yang berhasil terlarut dalam proses pelindian.selain itu asam sianida
berdasrkan sifat kimia sangat bebahaya bagi kesehatan dan keseimbangan
ekosiatem lingkungan sekitar pabrik. Sedangkan pada PH di atas rentang
tersebut, laju reaksi akan turun karena terbentuk H2O2
yang dapat menghambat reaksi pelindian emas dimana H2O2
akan bereaksi dengan cyanide bebas (CN-) membentuk thiocyanat (CNO-)
dimana CNO- tidak bereaksi dengan Au dan Ag.
CN- + H2O2 → CNO-
+ H2O
3. %
solid 38-42%
Semakin tinggi % solid dengan waktu
tinggal yang sama maka recovery Au dan Ag menurun. Jika % solid terlalu rendah maka pemakaian sianida akan
berlebih meskipun kemungkinan recovery Au dan Ag meningkat, disamping itu
kapasitas produksi juga akan menurun.
4. DO
6 – 8 mg/l
Kebutuhan oksigen terlarut bergantung
terhadap jenis mineral pada bijih emas atau ore. DO berpengaruh terhadap
kecepatan reaksi berdasarkan persamaan reaksi leaching.
4Au + 8NaCN + O2 + H2O →
4NaAu(CN)2 + 4NaOH
4Ag + 8NaCN + O2 + H2O →
4NaAg(CN)2 + 4NaOH
Sehingga jika sianida berlebih maka yang
menentukan kecepatan reaksi adalah kelarutan oksigen, demikian pula sebaliknya.
Suplai oksigen tangki leaching berasal dari udara tekan yang disuplai dari
kompresor melalui distributor pada shaft agitator (pengaduk). Standar parameter
untuk DO di PT. Antam UBPE pongkor adalah 6-8 mg/l
Permasalah pada tahap leaching yaitu
selain terjadi reaksi antara laruta sianida dengan logam Au dan Ag tetapi juga
terjadi reaksi dengan logam-logam lain seperti Fe, Cu, Ni, Zn, Cd, dan Co yange
merupakan impuritis. Adanya impuritis menyebabkan kebutuhan cyanide bebas (CN-)
untuk melarutkan Au dan Ag menjadi semakin banyak.
Setelah
dilakukan proses leaching, slurry tersebut akan dilakukan tahapan selanjutnya
yaitu proses carbon in leach (CIL) yang merupakan proses adsorpsi ion Au dan Ag
sianid kompleks oleh karbon aktif.
3.1.4 Gravity Concentration Circuit (GCC)
Gravity
concentration circuit (GCC) adalah salah satu teknologi pengolahan emas dan
perak dan emas yang digunakan oleh PT. Antam (persero) Tbk UBPE pongkor sejak
tahun 2010. Gravity concentration circuit (GCC) merupakan teknologi yang
dikembangkan oleh gecko system bertujuan untuk mengoptimalkan recovery emas dan
perak dalam konsentrat.
GCC
system akan mengambil gravity recoverable gold (GRG) yang merupakan porsi emas
di tailing berukuran lebih besar dari 200 mesh dengan cara konsentrasi
gravitasi. Gravity concentration circuit (GCC) dirancang atas dasar yang
berbeda dengan system control terpadu sehingga tempat konstruksi minimal.
Gravity concentration circuit terdiri dari magnetic screen, Gravity
concentration, dan inline leach reactor (ILR).
Adapun
penjelasan masing-masing bagian dari GCC adalah sebagai berikut :
1. Magnetic Screen
Magnetic
screen berfungsi untuk memisahkan slurry dengan pengotor terutama yang bersifat
magnetis dan juga proses pemisahan partikel yang berukuran -2 mm. Umpan masuk
ILR berupa slurry yang berasal dari undersize ball mill pada plant 1 dan plant.
Partikel non ferrous dan mempunyai ukuran -2 mm masuk kedalam gravity
concentrator dengan tipe centrifugal concentrator semi continuous untuk kemudian
dilakukan proses konsentrasi, sedangkan partikel yang berukuran +2mm akan
dikembalikan ke proses milling.
Oversize
dari magnetic screen yang berukuran +2mm akan dikembalkan ke dalam ball mill
untuk dilakukan proses penggerusan ulang. Sedangkan undersize berukuran -2mm
akan diumpakan untuk proses selanjutnya yaitu proses classification menggunakan
falcon gravity concentrator.
2.
Gravity
Concentrator
Gravity
concentrator adalah sentrifus semi kontinyu yang akan memisahkan partikel ore
berdasrkan berat jenis dan ukuran. Partikel halus yang umumnya memiliki derajat
liberasi yang tinggi serta berat jenis yang tinggi karena mengandung emas dan
perak akan terkonsentrasi di bagian radial dan membentuk konsentrat, sedangkan
pengotor yang umumnya berupa silikat dengan berat jenis sebesar 2,6 kg m3
akan mengalir sebagai overflow.
Falcon
gravity concentrator bekerja berdasrkan gaya sentrifugal dan gaya gravitasi.
Gaya ini akan memisahkan konsentrat emas dan perak dengan tailing berdasarkan
perbedaan berat jenisnya. Umpan dari undersize magnetic screen berupa slurry
dengan ukuran -2 mm masuk melalui pipa feed yang berada di bagian atas falcon
gravity concentrator lalu menabrak baffle. Baffle berfungsi untuk mengarahkan
slurry agar bergerak ke atas dan terjadi gaya sentrifugal diarea gravity
concentrator akibat adanya putaran. Dengan adanya putaran, partikel berat
berupa konsentrat emas dan perak akan tertarik kea rah dinding, sedangkan
tailing yang lebih ringan akan keluar ke atas dan selajutnya akan dikembalikan
menuju discharge sump ball mill.
Konsentrat
emas dan perak yang menempel pada dinding gravity concentrator dilepaskan
dengan cara menyemprotkan air. Air yang digunakan untuk melepaskan konsentrat
tersebut adalah fresh water. Konsentrat dari gravity concentrator selanjutnya
masuk ke dalam feed cone yang berupa tempat penampungan konsentrat. Setelah
volume konsentrat di dalam feed cone mencapai 1250 kg maka konsentrat tersebut
diumpankan menuju ILR tank.
3.
In
Leach Reactor
Inline
leach rector merupakan tempat terjadinya proses intensive leaching yaitu
pelindian selektif mineral berharga menggunakan pelindi konsentrasi tinggi dan
penambahan oksigen untuk mempercepat reaksi yang dilakukan pada temperature
kamar.
Pada
ILR, proses leaching emas dan perak menggunakan pelarut sianida (NaCN) dan
oksidator berupa hidrogen peroksida (H2O2) untuk proses
leaching emas dan perak. ILR berputar dengan kecepatan tertentu selama proses
leaching berlangsung. Putaran ini berfungsi sebagai tempat pengadukan sehingga
umpan, pelarut, dan oksidator tercampur secara homogen. Leaching menggunakan
ILR memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan agitation leaching plant.
Proses
leaching dalam ILR terjadi dalam 9 tahap, berikut tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam ILR :
1) Pemasukan
Umpan
Umpan
yang masuk ke dalam falcon gravity concentrator berupa slurry dari mill cyclone
pada plant 1 dan slurry dari discharge sump tank pada plant 2. 1250 kg kerin
konsentrat yang telah terkumpul di dalam feed cone kemudian dialirkan ke ILR
lalu di sirkulasikan menuju sump SST dilanjutkan ke solution storage tank lalu
dikembalikan ke ILR. Setelah seluruh umpan di dalam feed cone sudah dilairkan
menuju ILR maka tahap 1 telah selesai.
2) Penambahan
Larutan Sianida
Larutan
sianida yang digunakan paad tahap ini adalah fresh cyanide dengan konsentrasi
sebesar 10000 ppm sebanyak 3 m3. Larutan sianida berasal dari
holding tank kemudian dialirkan ke solution storage tank lalu dia lanjutkan ke
ILR. Penambahan larutan sianida ini dilakukan selama ± 45 menit.
3) Proses
leaching ke 1
Proses
leaching dilakukan dengan cara mensirkulasikan campuran konsentrat dan larutan
sianida dari ILR menuju sump SST kemudian dilanjutkan ke solution storage tank
lalu kembali ke ILR dan seterusnya selama 7 jam. Pada tahap ini dilakukan
penambahan H2O2 untuk memenuhi kebutuhan oksigen terlarut
pada proses leaching. Penambahan H2O2 dilakukan dengan
cara menginjeksikan ke dalam ILR setiap 2 detik dalam periode 120 detik selama
7 jam, cara ini dilakukan agar tidak terbentuk cyanat (CNO-) dalam
jumlah yang besar akibat dari bertemunya sianida bebas (CN-) dengan
H2O2.
4) Flokulasi
ke-1
Proses
ini brtujuan untuk mengendapkan fasa padat (sisa proses leaching). Proses
flokulasi dilakukan dengancara menginjeksikan flokulan melalui sump SST pada
campuran konsentrat dan larutan sianida yang masih disirkulasikan. Setelah
ditambahkan flokulan dilakukan pengendapan selama 30 menit didalam solution
storage tank.
Fasa
cair berupa larutan kaya akan dialirkan ke eluate tank, sedangkan fasa padat
dialirkan ke ILR. Jika masih ada larutan kaya yang terbawa dengan padatan ke
ILR, maka larutan kaya tersebut akan dikembalikan ke solution storage tank
untuk selanjutnya di alirkan ke eluate tank.
5) Transfer
larutan kaya menuju eluate tank
Larutan
kaya dialirkan proses leaching menuju eluate tank melewati sump SST. Larutan
kaya hasil proses leaching dari ILR aan dilakukan proses electrowinning apabila
telah terkumpul larutan kaya dari ILR 2-4 kali proses.
6) Proses
leaching ke-2
Tahap
ini merupakan proses leaching pada padatan sisa proses pengendapan. Larutan
sianida yang digunakan berasal dari barren
solution sisa proses electrowinning yang memiliki konsentrasi 3000-5000ppm.
Campuran antara padatan dan larutan sianida ini dilakukan sirkulasi seperti
pada tahap ke-3 selama 60 menit.
7) Flokulasi
ke-2
Proses
ini sama seperti yang dilakukan pada tahap ke-4, namun proses penambahan
flokulan dilakukan selama 5 detik dalam periode 15 detik selama 25 menit.
Setelah proses penambahan flokulan selesai, selamjutnya dilakukan proses
pengendapan yang berlangsung selama 30
menit. Larutan kaya yang terpisah dari fas padat kemudian dialirkan ke eluate
tank.
8) Pembuangan
tailing
Tahap
ini merupakan proses pembuangan tailing dari ILR ke discharge sump ball mill
selama 60 menit. Tailing dilakukan proses leaching kembali pada tanki leaching
mengikuti umpan utama.
9) Pencucian
ILR
Pencucian
dilakukan untuk membilas ILR dari padatan sisa proses pengendapan dengan
menggunakan fresh water. Proses ini berlangsung selama 5 menit, kemudian hasil
bilasan dilairkan ke discharge sump ball mill.
3.2 Unit Recovery
Proses
recovery merupakan tahap kedua dari proses pengolahan bijih emas yang bertujuan
untuk mengambil ion Au dan Ag dari larutan kompleks sianida. Proses recovery
terdiri dari 5 tahap yaitu carbon in leach (CIL), elution, electrowinning,
smelting dan reaktivasi karbon.
3.2.1. Carbon In Leach (CIL)
Carbon
In Leach merupakan proses adsorpsi senyawa kompleks Au(CN)2 dengan
Ag(CN)2 yang telah terbentuk pada saat proses leaching menggunakan
karbon aktif norit berjenis granular. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses
carbon in leach adalah sebagai berikut :
2[Au(CN2-] +
C → [C – Au(CN)2]2
2[Ag(CN2-] +
C → [C – Ag(CN)2]2
Plant
1 emiliki 5 tangki CIL berkapasitas 290m3 sedangkan plant 2 memiliki 7 tangki
CIL, dimana tangki CIL 01 dan CIl 02 berkapasitas 290m3 sedangkan tangki CIL 03
– Cil 07 berkapasitas 340m3. Distribusi karbon aktif pada tangki CIL 01 dan
tangki CIL terakhir dijaga 30 gpl dimaksudkan agar penyerapan Au dan Ag
semaksimal mungkin sedangkan tangki yang berada ditengah disesuaikan sekitar 10
gpl.
Jika
parameter distribusi karbon aktif tidak
tercapai, penambahan fresh karbon dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang
disebabkan oleh berkurangnya karbon aktif dalam tangki CIL akibat gesekan antar
karbon, gesekan karbon dengan pipa, agitasi, dan pemompaan. Karbon aktif ditambahkan
pada tangki CIL terakhir. Penambahan karbon aktif dilakukan berlawanan arah
(counter current) dengan arah aliran slurry bertujuan agar ion kompleks Au dan
Ag dengan konsentrasi kecil pada tangki CIL terakhir dapat teradsorpsi
dikarenakan tingkat adsorpsi karbon aktif yang masih tinggi, sedangkan pada
tangki CIL pertama, senyawa kompleks Au dan Ag sangat pekat sehingga karbon
aktif dengan tingkat adsorpsi yang rendah pun dapat langsung menyerapnya.
Pada
setiap tangki CIL terdapat carbon interstage screen tipe kambalda yang
berfungsi untuk mencegah agar karbon tidak ikut bersama dengan aliran slurry ke
tangki berikutnya yang aliran slurry tersebut akan melalui launder (talangan)
yang memanfaatkan gaya grafitasi sebagai pemompa alirannya. Pemindahan karbon
aktif ke tangki berikutnya dilakukan melalui pemompaan slurry dengan karbon
dimana melewati carbon transfer screen untuk mengembalikan slurry kembali ke
tangki sebelumnya.
Pada
tangki CIL terakhir terdapat carbon safety screen tipe squere straight bertujuan
untuk mengurangi hilangnya karbon aktif yang ikut terbawa ke thickener. Final
loaded carbon pada tangki CIL pertama (diharapkan memiliki kandungan Au ±1000
gpt) untuk kemudian dipompa ke carbon surge bin (kapasitas 6 ton ) yang
terlebih dahulu melewati looded carbon screen, sebelum masuk kolom loaded
karbon surge bin, loaded carbon disemprot oleh fresh water untuk membersihkan
loaded karbon dari slurry. Slurry yang ikut bersama karbon akan dikembalikan ke
tangki CIL pertama masing-masing plant.
Gambar 3.3 Diagram Alir Proses Leaching dan Carbon In Leach
3.2.2. Elution
Elution
merupakan proses desorpsi atau pelepasan kembali senyawa kompleks Au dan Ag
dari karbon aktif. Metode elution yang dipakai di PT. Antam UBPE pongkor adalah
anglo American research laboratory (AARL). Proses elution dilakukan dalam 6
tahap dimana sebelumnya dilakukan pencucian karbon menggunakan fresh water,
bertujuan untuk membersihkan karbon dari lumpur yang masih menempel. Tahap-
tahap proses elution yaitu :
Gambar 3.4 Diagram Alir Proses Elution
1. Acid
wash
Pencucian
dengan HCl bertujuan untuk melarutkan pengotor-pengotor anorganik seperti
senyawa CaCO3, MgCO3, dan silica yang teradsorb yang menutupi pori-pori karbon
aktif pada loaded carbon sehingga mengganggu pada saat proses desorpsi.
Reaksi :
CaCO3 + 2HCl → CaCl2 +
CO2 + H2O
MgCO3 + 2HCl → MgCl2 +
CO2 +H2O
C[Ca-Au(Cn)2]2 → Ca2+
+ C-AuCN + 2HCN
Konsentrasi HCl yag dibutuhkan untuk
proses elution adalah 3% wt yang diperoleh dengan cara mengencerkan larutan HCl
30% wt. Larutan HCl yang telah digunakan dialirkan ke tangki CIL terakhir
berfungsi untuk menurunkan pH sehingga proses destruksi cyanide pada detox
tidak terlalu terbebani.
Tahap acid wash dilakukan selama 10
menit, dan dalam rentang waktu tersebut diharapkan semua loaded carbon telah
tercuci dengan baik. HCl yang digunakan untuk sekali proses acid wash antara
750-1000 kg HCl.
2. Water
wash
Water wash adalah tahap pencucian loaded
carbon dari larutan HCl 3% yang masih berada didalam elution column. Pada tahap
pencucian ini digunakan fresh water yang telah dipanaskan didalam plate heat
exchanger (PHE) hingga suhunya menjadi 70-90 oC. media pemanas yang
digunakan adalah glycol yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu di
dalam heater. Pencucian ini dilakukan selama dua jam. Solution hasil pencucian
tersebut kemudian dialirkan ke dalam tangki CIL terakhir.
3. Pre-treatment
Pre-Treatment bertujuan melemahkan ikatan senyawa
kompleks Au dan Ag dengan karbon. Prosesnya menggunkan larutan caustic cyanide,
yaitu campuran antara caustic (NaOH) dan cyanide (NaCN)dengan konsentrasi 3%
NaOH dan 3% NaCN (30000 ppm) dengan pH sekitar 12,5 untuk menjaga ion CN-
tidak terhidrolisa menjadi gas HCN. Secara mass balance, hasil dari proses
pre-treatment akan ke eluate tank.
Reaksi :
[C-Au(CN)]n
+ nNaCN → nNa+ + n[Au(CN)2-]
+ C
[C-Ag(CN)]n
+ nNaCN → nNa+ + n[Ag(CN)2-]
+ C
Caustic cyanide yang digunakan pada
tahap pre-treatment ini dipanaskan terlebih dahulu di dalam plate heat
exchanger hingga temperature 85-110 oC. Suhu yang tinggi merupakan
factor utama pelepasan Au dan Ag. Proses pre-treatment berlansung selama 20-30
menit. Solution dari tahap pre-treatment ini dialirkan melewati electrolyte
filter untuk menyaring kotoran dan karbon aktif yang terbawa didalam solution.
Kemudian solution hasil penyaringan akan dialirkan ke dalam tank melalui
reclaim heat exchanger.
4. Recycle
Elution
Pada proses recycle elution terjadi
pristiwa pelepasan sempurna senyawa kompleks Au dan Ag dengan karbon. Tahap ini
menggunakan recycle elution (berasal dari water elution dan cooling pada batch
elution sebelumnya), sekitar 5 bed volume (60m3) yang disimpan dalam recycle
tank. Proses ini berlangsung selama 180 menit dengan temperature recycle yakni
100-120oC yang berasal dari recycle tank yang berisi recycle water
yang dilewatkan ke plate heat exchanger sebelum masuk elution column sehingga meningkatkan
efisiensi pelepasan senyawa kompleks Au dan Ag dengan karbon. Hasil dari proses
recycle elution (larutan kaya) masuk ke dalam eluate tank dan siap untuk di
elektrowinning.
5. Water
Elution
Water elution merupakan proses pencucian
loaded carbon yang bertujuan untuk mengambil Au dsn Ag yang masih tersisa,
proses ini berlangsung selama 125 menit. Fresh water dialirkan kedalam elution
column melewati heat plate exchanger sehingga suhu air mencapai 110oC.
hot fresh water digunakan untuk mengeluarkan senyawa kompleks Au dan Ag yang
masih tersisa dalam karbon dan menghasilkan recycle solution yang mengisi
recycle tank sampai 4 bed volumes untuk digunakan pada proses elution
selanjutnya.
6. Cooling
Pada tahap pendinginan, elution heater
dimatikan tetapi pompa sirkulasi masih berjalan. Fresh water digunakan untuk
mendinginkan karbon dielution column dan dialirkan ke recycle tank untuk
digunakan pada proses elution selanjutnya. Pendinginan karbon tidak teroksidasi
menjadi CO jika karbon berada dalam keadaan panas kontak langsung dengan udara.
Pada proses elution terdapat 3 elution
heater, 1 plate heat exchanger, dan 1 reclain plate heat exchanger. Glycol
dipanaskan dalam heater sehingga dapat menghasilkan panas yang selanjutnya
ditransfer ke column inflow dalam plate heat exchanger. Column outflows
mentransfer panas kedalam column inflows dalam reclaim heat exchanger untuk
pemanasan sebelum masuk ke heat exchanger utama.
Barren carbon dipompakan kembali ke
tangki CIL terakhir. Untuk periode waktu tertentu, ketika karbon menunjukan
penurunan aktifitas, barren carbon direktivasi dalam regeneration kiln pada
temperature 650-700oC sebelum masuk ke tangki CIL. Skema tahapan
elution disajikan pada gambar berikut.
3.2.3. Electrowinning
Electrowinning
adalah proses pengendapan Au dan Ag secara elektrolisa. Larutan kaya dalam
eluate tank dipompakan ke electrowinning cells dengan menggunakan eluate pump.
Electrowinning terdiri dari 5 bak electrowinning yang dipasang paralel, dimana
setiap bak electrowinning terdapat 11 anoda sebagai kutub positif , 10 katoda
sebagai kutub negative dan 1 rectifier untuk mengubah arus AC menjadi arus DC
dengan arus 1100A dan tegangan 8 volt. Reaksi yang terjadi pada proses
electrowinning dapat dilihat
Anoda : 2OH- → O2
+ H2O + 2e-
Katoda
: 2Au(CN)2- + 2e-
→ 2Au + 4CN-
Reaksi
keseluruhan : 2Au(CN)2- +
2OH → 2Au + O2 + H2O + 4CN-
Dengan
menggunakan arus 1100 A dan tegangan 4-6V, maka Au dan Ag akan mengendap
dikatoda membentuk cake. Jika arus yang digunakan > 1100A, dikhawatirkan
endapan Au dan Ag di katoda akan sulit dipisahkan dari katoda dengan
penyemprotan air. Karena logam yang akan diendapkan adalah Au dan Ag, maka
digunakan tegangan 8V, selain itu juga dimaksudkan agar logam-logam selain Au
dan Ag tidak ikut terendapkan dikatoda.
Selama
electrowinning, natrium hydroxide (NaOH) ditambahkan dalam return spent sump
untuk menjaga agar pH >12.5, hal ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya
korosi pada anoda. Barren solution (< 3 ppm Au) digunkan kembali dalam
cyanide mixing solution untuk proses leaching. Barrent solution atau larutan
yang telah diambil kandungan Au dan Ag, kemudian dipompakan ke holding tank
untuk dicampur dengan NaCNyang digunakan untuk keperluan proses leaching.
Barrent solution sebagai make up cyanide ini dilakukan karena kandungan cyanide
dibarrent solution masih tinggi yaitu sekitar 3000-5000ppm. Pada electrowinning
dilakukan penambahan NaOH untuk menjaga pH sebesar 12,5 karena ada kemungkinan
terjadi penurunan pH akibat terbentuknya suasana asam oleh reaksi antara gas H2
dengan CN-yang akan menghasilkan gas HCN.
Gambar 3.5 Diagram Alir Proses Electrowinning
3.2.4. Smelting
Setelah
4 batch elektrowinning selesai, cake (Au dan Ag) dipisahkan dari katoda dengan
semprotan air bertekanan tinggi, kemudian dimasukan ke dalam vacuum filter
untuk menghilangkan larutan dan dikeringkan dengan cara digarang menggunakan
morgan furnace pada suhu 700-900oC. setelah dikeringkan cake siap
untuk dilebur pada temperature 1000-1200oC dengan penambahan borax
dan bantuan slag. Selain bertujuan untuk mengikat pengotor, borax juga
bertujuan untuk menurunkan titik lebur silica sehingga logam berharga dan
pengotornya berada dalam keadaan yang sama (dalam bentuk cair). Slag yang
dihasilkan berwarna hitam dan terapung sehingga dapat mudah dipisahkan dari
bullionnya dan bullion siap dicetak. Slag yang dihasilkan kemudian digarang
kembali dengan menggunakan monarach furnace dan di giling kembali ke unit
penggerusan.
Bullion
yang dihasilkan dari proses smelting memiliki kmposisi Au 7-15%, Ag 80-92% ,
pengotor kurang dari 2%, dengan dimensi 15mm x 450 mm x 330 mm dan berat 25 kg.
bullion yang telah dicetak akan disimpan diruang bullion safe.
Gambar 3.6 Diagram Alir Proses Smelting
BAB IV
PERALATAN PEROSES
Setiap
unit dalam tahap proses terdiri dari peralatan proses yang berfungsi sebagai
sarana pendukung keberlangsungan proses pengolahan bijih emas atau ore menjadi
dore bullion. peralatan peroses yang terdapat di pabrik pengelolahan PT.
ANTAM UBPE pongkor terbagi menjadi 7
unit, yaitu: unit crushing, unit milling, unit leaching & CIL
(adsorpstion), unit gravity concentrator circuit (GCC), unit goldroom (elution,
electrowinning, dan semelting), unit pengolahan limbah (unit tailing thickening
& backfill an unite cyanide destruction).
4.1 Unit crushing
peralatan
proses yang terdapat dalam unit proses adalah :
4.1.1 Grizzly
Grizzly yaitu penyaringan bebatuan
berentuk palang dengan lubang screen berbentuk segi empat berukuran 50 x 60 cm.
feed yaitu berupa ore yang dikirim dari tambang dengan menggunakan dump truck.
Gambar 4.1 Grizzly
4.1.2 Appron feeder
Appron feeder adalah pengumpan ore dari
ROM ke primary crusher berbentuk bantalan berjalan. jenis appron feeder yang
digunakan adalah krupp appron feeder yang mempunyai ukuran lebar 1m dan panjang
6,4 m. appron feeder ini digerakan dengan tenaga hidrolik (udara tekanan)
dengan kapasitas desain 90 wmt/h. hodrolik terdiri dari sebuah bak oli dengan
memakai pompa hidrolik untuk menggerakan unitappron feeder. unit penggerak
appron feeder menggerakan rantainya dalam satu arah. kuantitas material
dicrusher dicontrol dengan volume oli
hidrolik yang menggerakan appron feeder, bila tekanan naik maka appron feeder
akan berjalan cepat , begitu juga sebaliknya. namun karena efisensi alat sudah
menurun, dengan setting maksimum hanya mampu menampung ore sekitar 70 ton
bijih/jam.
4.1.3 Primary Crusher
Primary crusher yang digunkan adalah
jenis " double toggle jaw crusher" dengan merk "Krupp",
ukuran 915 x 610 mm, closed setting 60 mm, open setting 80 mm. pada prinsipnya
alat ini digunakan untuk menghancurkan bijih dari tambang yang berukuran lebih
kecil dari 400 mm dengan cara ditekan dengan tongle. mekanisme kerja jaw crusher adalah dua plat yang dapat membuka dan menutup
seperti rahang. salah satu dari rahang diam (fixed jaw), dan yang lainnya
bergerak maju mundur (swing jaw atau movable jaw). jaw crushere menemukan
material denngan kompresi dalam rongga remuk. konsumsi daya alat ini dalah
sebesar 90 kW dengan putaran motor 1500 rpm. jaw crushere ini dirancang mampu menghancurkan
bijih sekitar 90 ton/jam.
Primary crusher ini terdiri dari sebuah
permanen jaw dan sebuah jaw yang selalu
bergerak, mengnakan 2 buah toggle serta lengan eksentrik yang digerakan
oleh U-pullery belt dari motor crusher.
kedua jaw (yang tetap dan yang bergerak) mempunyai pelindung yang bergelombang
yang dapat dilepas atau digantikan dan harus diperiksa secara teratur.
masing-masing jaw bila dalam keadaan
diam selalu dalam posisi terdekat.
Gambar 4.2 Primary Crusher
4.1.4 Secondary Crusher
Jenis
crushere digunakaan untuk memecah batuan yang telah dihancurkan dijaw crusher
tetapi masih tertahan di screen. aumb tegak cone crusher tidak dipasang pada
spinder tapi ditunjang dibawah kepala remuk (mantle) atau cone. setting pada
cone crusher diatur dengan menaik turunkan bowl. bowl dapat bergerak keluar
bila ada material yang sangat keras masuk. jenis roller cone crusher 54 dengan merk "cone crusher". konsumsi daya
alat ini sebesar 450 kW dan putaran motor sebesar 985 rpm. cone crusher ini
beropasi secara sirkuit tertutup dengan double deck vibrating screen.
Pada cone crusher
terdapat sbuah sumbu tegak yang merupakan tempat dipasangnya alat peremukan
yang disebut mantle atau head. sumbu tegak tersebut ditunjang dibawah kepala
remuk (mantle) atau cone. perinsip kerja cone crusher yaitu sumbu tegak diputar
dengan pergerakan eksentrik dari bagian bawah yang diputar oleh pinion. mantle
berada daam shell dan matle. mantle yang bergerak besama sumbu tegak memberikan
kompresi ke arah shell. aksi kompresi ini menyebabkan material yang berada
dalam rongga remuk akan remuk.
Gambar 4.3 Secondary crusher
4.1.5 Tramp Iron Magnet
Tramp magnet merupakan
alat proses untuk memisahkan logam-logam bersifat magnetik yang tidak
dikehendaki dalam proses seperti bijih besi, paku, baja, rock ball dan logam
pengotor lainnya yang terbawa dari pertambangan
agar tidak masuk dan merusak screen serta dapat mengakibatkan kerusakan pada
belt conveyer. Prinsip
kerja tramp iron magnet adalah induksi magnet atau kuat medan magnet akibat
adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor.
Gambar 4.4
Tramp
iron magnet
4.1.6 Primary Screen
Primary screen yang
digunakan merupakan screen type inclined vibrating cone crusher dust enclosure
yang memiliki dua dek dengan ukuran dek atas 32 mm dan 16 mm untuk dek bawah,
dan memiliki kemiringan 200. prinsip kerjanya yaitu dengan menerima
umpan (feed) dari discharge primary crusher dan discharge secondary crusher
melalui belt conveyor 01 dan 02. hasil
primary screen terbagi menjadi dua yaitu oversize (+12,5 mm) dan undersize
(-12,5 mm). oversize masuk ke belt conveyor 03 untuk dihancurkan kembali
disecondary cusher sedangkan undersize masuk ke secondary screen.
Gambar 4.5 primary screen
4.1.7 Secondary Screen
Tipe
secondary screen yang digunakan adalah horizont vibrating double deck dengan
kapasitas 140 ton/jam bijih kering dan konsumsi daya sebesar 11 kW. seperti
hanya pada primary screen, secondary screen ini memiliki dua deck vibrating
screen yaitu 4 mm dibagian atas dan 0,5 mm dibagian bawah. secondary screen ini
berukuran 1,5 meter x 4,5 meter dan terbuat dari polyurethone.
Secondary screen tidak
memiliki kemiringan seperti pada primary screen, hal ini karena ukuran ore yang
masuk ke secondaryscreen berukuran (-12,5 mm) lebih kecil dari ore yang masuk
ke primary screen (+12,5 mm) sehingga daya impact yang dihasilkan dari tumbukan
antara ore denga permukaan screen juga tidak terlalu besar, juga karena proses
pemisahan yang terdiri harus lebih sempurna sehingga dihasilkan oversize yang
tidak terlalu banyak mengandung air.
Gambar 4.5 Secondary screen
4.1.8 Fine ore bin
Fine ore bin adalah penampungan bijih
hasil penghancuran unit crushing untuk mendukung proses milling yang langsung
secara continue sedang kan unit crushing berlangsung secara insidental.
kapasitas dari masing –masing fine ore bin ini adalah 800 ton. fine orbin ini
memiliki ukuran diameter 8,2 meter dengan tinggi 14,9 meter dan terbuat dari
material ss – 41 Bia Alloy-360. ipabrik pengolahan PT.aneka tambang Tbk. UBPE pongkor terdaat dua buah fine ore
bin yakni 1 buah untuk plant 1 dan 1 buah untuk plant 2. fine ore bin 1 dan
fine ore bin 2 dihubungkan oleh belt conveyor transfer.
4.1.9 Alat Pengangkut
Belt
conveyor merupakan alat transportasi bijih, yaitu :
·
Belt conveyor 01 dan 02, belt conveyor
ini berfungsi untuk membawa bijih dari primasy crusher dan scondary crusher ke
primary screen. belt conveyor 01 memiliki lebar 900 mm dan panjang 45 meter
dnga tipe bridgton, daya 7,5 kW dan putaran motor 1440 rpm. sedangkan belt
conveyor 02 memiliki lebar 900 mm dan panjang 145 meter dengan tipe apex
belting, daya 18,5 kW dan putaran motor 1445 rpm.
·
Belt conveyor 03 berfungsi untuk membawa
bijih dari primary screen ke secondary crusher. belt conveyor ini berukuran
lebar 900 mm dan panjang 135 meter dengan tipe apex belting, daya 7,5 kW dan
putaran motor 1440 rpm.
·
Belt conveyor 04 berfungsi untuk
mengangkut bijih dari sceondary screen ke FOB, berukuran lebar 600 mm dan
panjang 525 meter dengan tipe apex belting, daya 22 kW dengan putaran motor
1440 rpm.
·
Fine ore transfer conveyor berfungsi untuk
membawa bijih dari fine ore binpani 1 ke fine ore bin plant 2. belt conveyor
ini berukuran lebar 600 mm, panjang 25 meter , kapasitas 140 ton/hari dengan
konsumsi daya 4 kW.
4.2 Unit milling
Pada unit sianidasi alat alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.2.1 Ball Mill
Ball
mill merupakan alat penggerus ore yang berasal dari FOB yang berukuran 80%
lebih kecil dari 9,5 mm dengan kapasitas 720 ton/hari dengan ukuran produk 80%
lebih kecil dari 74 mikron. ball mill pada plant 1 berukuran panjang 5.9 m dan
diameter 3,0 m. merk ball mill plant 1 adalah "allis mineral system"
dengan daya sebesar 750 kW dan putaran motor sebesar 993 rpm. sedangkan pada
plant 2 berukuran panjang 6,0 m dengan diameter 3,6 m. sedangkan ball mill
plant 2 bermerk "morgandshammar"dengan daya sebesar 1200 kW dan
putaran motor 985 ppm.
Didalam
ball mill terdapat grinding ball. grinding ball ini ada beberapa ukuran , yaitu
yang berdiameter 80 mm, 70 mm, 50 mm,, 40 mm, dan 25 mm. untuk melindungi
bagian dalam ball mill dari benturan grinding ball dan bijih , maka ball mill
dilengkpi dengan rubber liner harus segera diganti bila mempunyai tebal
minimuum mencapai 10 mm.
Gambar 4.6 Ball mill
4.2.2 Trommel Screen
Trommel Screen berupa silinder berlubang berfungsi sebagai penyaring ore keluaran ball mill. Alat ini mempunyai bukaan sebesar 8 mm di plant 1 dan 10 mm di plant 2, beroperasi dengan cara berputar dengan kecepatan 10 rpm.
Gambar 4.7 Trommel Screen
4.2.3 Mill discharge sump
Mill
discharge sump berfungsi untuk menampung overflow dari ball mill dan air proses
serta lumpur kaya sebelum dipompa ke classifer sirkuit. pada plant 1 mill
discharge sump yang digunakan memiliki kapasitas 3,5 m3 dengan
konstruksi plate linatex rubber lining. sedangkan pada unit pant 2 memiliki
kapasitas 5,0 m3 dan terbuat dari carbon stell rubber lined.
4.2.4 Distributor
Distributor berupa saluran pembagi, dimana slurry yang terkumpul di dalam mill discharge sump akan dipompakan menuju mill cyclone dan GCC (Gravity Concentrator Circuit) melewati alat ini sehingga aliran sama rata.
4.2.5 Mill Cyclone
Mill cyclone merupakan alat pemisahan slurry berdasarkan perbedaan berat jenis, gaya sentrifugal dan gaya tangensial. Prinsip kerja dari mill cyclone adalah partikel dalam slurry yang mempunyai ukuran dan berat jenis yang lebih besar akan terkumpul di dinding radial dan perlahan akan turun sebagai underflow sedangkan slurry yang mempunyai ukuran dan berat jenis lebih kecil akan berada di bagian tengah dan perlahan akan bergerak ke atas sebagai overflow. Underflow mill cyclone dengan persen solid sebesar 68-72 % akan dikembalikan ke ball mill untuk penggerusan ulang sedangkan overflow dengan persen solid 38-42 % akan dipompakan ke tangki leaching dan ke Gravity concentrator Circuit. Jenis mill cyclone yang digunakan adalah hydrocyclone yang terbuat dari Poly Urethane.
Hydrocyclone beroperasi pada tekanan 4 - 6 psig untuk plant 1 dan 14 -16 psig untuk plant 2.
Gambar 4.8 Mill Cyclone
4.2.6 Trash Screen
Trash screen merupakan alat untuk memisahkan slurry dari pengotornya seperti kayu, plastik dan lain-lain. Trash screen yang digunakan adalah jenis horizontal vibrating, dengan bukaan 0,5 mm , konstruksi plate linnatex rubber linning serta terbuat dari bahan polyurethane. Konsumsi daya untuk plant 1 dan plant 2 sama, yaitu sebesar 1,5 kW.
Gambar 4.9 Trash Screen
4.3 Unit leaching & CIL adsorption
4.3.1 Leaching dan CIL Adsorpsion Tank
Jenis
reaktor yang digunakan pada unit Leaching & CIL adsorption tank adalah
jenis reaktor angki berpengaduk dimana pada poros pengaduk dipompakan udara
yang diperlukan untuk proses sianidasi. Agitator yang digunakan terbuat dari
carbon stell rubber line dengan tipe dualaxial flow impeller dimana agitator
untuk tangki siadinasi berdiameter 3,9 m dan untuk tangki CH adsorption
berdiameter 3,4 m/ reaktor ini terdiri dari suatu buah tangki sianidasi yang
berkapasitas 1000 m3 dengan diameter dan ditinggi 11 meter yang
terbuat dari carbon steel, tujuh buah tangki CIL adsorption yang terdiri dari
dua tangki yang berukuran 340 m3 yang terbuat dari carbon steel dan
lima buah tangki yang berukuran 290 m3 dengan diameter 7,25 m dan
tinggi 7,65 m yang terbuat dai arbon steel.
Gambar 4.10 Tangki CIL
4.3.2 Launder (talangan)
Lounder
adalah alat untuk mengalirkan selury dari tangki ketangki secara geravitasi,
launder juga berfungsi sebagai saluran by pass. launder ini terbuat dari carbon
steel rubber lined.
4.3.3 Interstage Screen
Jenis
interstage screen yang digunakan adalah combalda screen yang berukuran 2,6 m2
dengan diameter lubang ayakan 0,8 mm untuk plant 2 dan 1,5 m2
dengan lubang ayakan 08 mm untuk plant 1. interstage screen berada dibagian
atas tangki dan berfungsi agar karbon tidak ikut mengalir bersama slury di
launder.
Gambar 4.11 Interstage Screen
4.3.4 Carbon Transfer Screnn
Carbon
transfer screnn digunakan untuk memisahkan karbon dengan slury yang dipompakan
oleh carbon transfer pump. carbon transfer screen yang digunakakn adlah tipe
slave band yang berukuran 0,6 m2
dengan diameter lubang ayaan 1,5 mm yang berkapasitas 34 m3/jam.
4.3.5 Carbon Tansfer Pump
Carbon
transfer pump berfungsi untuk memompakan atau memindahkan karbon dari tangki ke
tangki. jenis pompa yang digunakan
adalah vertikal spindle dengan kapasitas 34 m3/jam dengan head 5 m
dan konsumsi daya 5,5 kW dengan putaran motor 1435 rpm untuk plant 1, sedangkan
yang digunakan di plant 2 memiliki kapasitas 35 m3/jam dengan head
10 m dan daya sebesar 7,5 kW dengan putaran motor 1470 rpm.
4.3.6 Loaded Carbon Transfer Pump
Pompa
ini berfungsi untuk memompa loaded carbon dal slury dari tangki CIL 2 untuk
plant 1 dan tangki CIL 1 plant 2 loading carbon screen, jenis pompa yang
digunakan adalah vertikal spindel. plant 1 menggunakan screen ini yang mempunyai
kapasitas 34 m3/jam dengan head 5 m. kebutuhan daya sebesar 11 kW
dengan putaran motor sebesar 1450 rpm. sedangkan plant 2 menggunakan screen
yang memiliki kapasitas 35 m3/jam dengan head 10 m. kebutuhan daya
sebesar 11 kW dengan putaran motor sebesar 1470 rpm.
4.3.7 Loaded Carbon Screen
Loaded carbon screen merupakan saringan
untuk memisahkan karbon yang telah jenuh dengan Au dan Ag dari tangki ke satu. jenis screen
yang digunakan adalah horizontal vibrating yang berukuran 900 mm x 1800 mm
dengan bukaan ayakan sebesar 0,8 mm. kebutuhan daya alat ini sebesar 1,1
kW dengan putaran motor sebesar 1430
rpm.
4.3.8 Carbon Safety Screen
Carbon
safety
screen berfungsi untuk menyaring karbon dari tangki CIL terakhir yang ikut
bersama overflow selury. jenis screen yang digunakan adalah horizontal
vibrating screen yang berukuran 1,2 m x 3,0 m dengan diameter lubang 0,5
mm,daya sebesar 1,5 kW dan putaran motor sebesar 1455 rpm, yang digunakan di
plant 2. sedangkan diplant 1 mengginakan screen yang berkuran 900 x 1800 mm,
diameter lubang screen 0,5 mm, kebutuhan
daya 1,99 kW dan putaran motor 1455 rpm.
Gambar 4.12 Carbon Safety Screen
4.3.9 Cyanide Holding Tank
Merupakan
tangki penyimpanan larutan sianida dan tangki mixing tank yang digunakan untuk
melarutkan sianida yang dilengkapi dengan agitator dan cyanide drum tripper
untuk menumpahkan sianida. kapasitas tanki untuk sianide tank adalah 60 m3.
4.4 Unit Gravity concentrator circuit (GCC)
Unit Gravity Concentrator Circuit (GCC) terdiri dari:
4.4.1 Magnetic Screen
Magnetic
screen adalah suatu alat yang digunakan untuk pemisahan satu material atau
llebih dengan mineral lainnya yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan dari
mineral-mineral terhadap medan magnet sesuai dengan sifat kemagnetan yang
dimilikinya. tujuan penggunaan magnetic screen untuk menangkap material
magnetik partikel ferrous serta memisahkan partikel yang berukuran yang berukuran
-2 mm dari slurry yang akan masuk ke dalam proses konsentrasi didaam gravity
concentrator.
spesifik
mag screen
·
tipe :
mag screen 1000
·
dimensi :panjang
1,8 m, lebar 2,38 m
·
laju umpan : 200 m2/jam
·
ukuran umpan : max 25 mm
·
persen solid :max 70%
·
sieve bend apperture :4mm
·
particle size : 1µm-2µm
·
putaran drum :20rpm
Gambar 4.13 Magnetic Screen
4.4.2 Falcon Gravity Concentrator
Alat ini berfungsi sebagai pemisah antara emas dan perak dengan pengotor. Pemisahan terjadi karena gaya sentrifugal, sehingga konsentrat Au dan Ag akan menempel di dinding Falcon sedangakan tailingnya akan terpisah. Hal ini disebabkan karena massa jenis konsentrat Au dan Ag lebih berat. Siklus kerja dari alat ini adalah batch, sehingga setelah terjadi pengumpulan konsentrat dilakukan pembilasan dinding alat menggunakan air yang mengarah ke Feed Cone. Alat ini berbahan alloy.
Gambar 4.14 Falcon Gravity Concentrator
4.4.2 Feed Cone
Feed
cone adalah suatu tangki penamungan konsentrat emas-perak sebelum dimasukin
kedalam inline leach reator. tangki ini mampu menampung konsentrat sebanyak 2,5
m3 dengan panjang 5221 mm, dan tinggi 2270 mm. selain untuk mnampung
konsentrat feed cone ini juga berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam
konsentrat (dewatering) dimana air tersebut akan dialirkan ke dalam ball mill.
Gambar
4.15 Feed Cone
4.4.3 ILR (in-line leach reaktor)
Proses
leaching didalam tangki ILR dengan panjang 1,52 m dan diameter 1 m. tangki ILR
berputar 2 rpm. PT.ANTAM (persero) TBK. UBP Emas Pongkor menggunakan ILR yang
dikembangkan oleh Gekko system.
spesifikasi
ILR
·
Tipe : ILR series batch auto
·
Kapasitas solid :max 1500 kg/batch
·
persen solid :max 30%
·
particle size :1 µm- 2 µm
·
drum speed : max 2 ppm
·
drum motor : 1,5kW
·
pump motor :7,5 Kw
Gambar
4.16 ILR (in-line leach reaktor)
4.4.4 Solution Storage Tank
Tangki
yang berungsi sebagai tempat penampungan larutan natrium sianida dengan
konsentratsi 3000-5000 ppm yang berasal dari barren solution proses
elektoeiming. tangki ini memiliki ini 4,3 m3.
4.4.5 Sump Solution Storage Tank
Tangki ini
berfungsi sebagai penampung air kaya hasil dari proses di ILR, yang pada
akhirnya akan dialirkan ke proses electrowinning.
4.5 Unit Recovery
Pada unit recovery. alat
alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.5.1 Carbon Surge Bin
Carbon
surdge bin adalah tempat penampungan loaded carbon sebelum sebelum masuk
elution column yag berkapasitas 13,3 m3. alat ini terletak diatas
eluation column dan terbuat dari carbon steel.
Gambar 4.17 Carbon Surge Bin
4.5.2 Elution Column
Elution
carbon merupakan tangki tertutup yang berfungsi sebagai tempat terjadinya
pelepasan Au dan Ag dari loaded carbon. tipe alat yang digunakan adalah
vertical mounted yang berukuran diameter 1524 mm dan tinggi 8150 mm dengan
kapasitas 13,3 m3.
Gambar 4.17 Elution Column
4.5.3 Electrolyte filter
Filter
ini berfungsi untuk menyaring karbon yang terbawa bersama aliran yang akan
masuk ke recycle tank dan eluate tank. filter ini juga berfungsi untuk menjaga
saluran yang ada pada reclame heat exchanger agar tidak terjadi penyumbatan.
Electrolyte filter yang digunakan adalah tipe inline single basket strainer dan
terdiri dari dua jenis fiter inline yang berkapasitas 24 m3/jam
dengan diameter lubang 0,35 mm.
4.5.4 Reclame Heat Eexchanger
Reclame
heat exchange (RHE) dipakai untuk menangkap panas dari solution yang berasal
dari eluation columns dengan laju alir 24 m3/jam dari suhu 1100C
sampai 700C dan dipakai pada pemanasan awal pada larutan yang akan
dipakai di euation columns sebelum masuk ke plate heat exchanger. RHE yang
digunakan digunakan adalah jenis plate dengan kapasitas 24 m3/jam
larutan akan dipanaskan dari 200C sampai 600C.
4.5.5 Plate Heat Exchanger
Alat
ini berfungsi untuk memanaskan larutan yang akan masuk kedalam eluation column.
panas berasal dari glikol yang dipanaskan di hiter. jenis heat exchanger yang
digunakan adalah plate dengan kapasitas 24 m3/jam dan digunakan
untuk memanaskan larutan dari 600C sampai 1000C dengan laju
alir glikol 2 m3/jam.
4.5.6 Elution Heater
Alat
ini merupakan tabung besar yang dalamnya terdapat rangkaian pipa yabg berisi
metil glikol dengan volume masing-masing 2343 L. dan terdapat peralatan burner
(yang berfungsi sebagai pembakar dengan bahan bakar fuel oil atau solar). panas
yang dihasilkan dari burner akan diserap oleh permukaan pipa-pipa yang berisi
glikol. glikol yang panas disirkulasikan oleh pompa sirkulasi ke PHE. elation
heater yang digunakan adalah tipe HTD/1172, thermal oil fire tbue dengan merk
edward energy sistem.
Gambar 4.18 Elution Heater
4.5.6 Heater Circulating Pump
Pompa
ini berfungsi untuk mensirkulasikan gikol panas dari eluation heater ke PHE.
jenis pompa yang digunakan adalah jenis pompa sntrifugal engan kapasitas 120 m3/jam
pada head 56 m. pompa dengan merk "Duriron Co. USA" ini menggunakan
daya sebesar 18,5 kW dengan putaran motor 291.
4.5.7 Water Tank
Water
tank merupakan tangki penamoung fresh water yang digunakan untuk mmbilas loaded
carbon yang ada pada eluation column. tangki ini berukuran 2,4 m x 2,3 m dan
berkapasitas 9 m3.
4.5.8 Caustic Cyanide tank
Caustic
cyanide tank ini berfungsi untuk menampung larutan caustic cyanide yang
diguakan untuk proses eluation dan elektrowiming. tangki ini berukuran 2,4 m x
2,3 m , berkapasitas 9 m3 dan dilengkapi dengan agitator.
4.5.9 Recycle Tank
Tangki
recycle ini berfungsi untuk menampung larutan yang berasal dari proses euation
pada tahap water eluation dan cooling yang kandunan emas dan peraknya sudah
rendah. tangki dengan kapasitas 60 m3 ini berukuran 4 m x 5,3 m dan
terbuat dari bahan carbon steel.
4.5.10 Eluate Tank
Tangki
ini berfungsi untuk menampung larutan kaya yang berasal dari proses eluation
pada tahap pre-treatment dan recycele eluation. tangki ini terbuat dari bahan
carbon steel yag berapasitas 60 m3 dengan diameter 4 m dan tinggi
2,3 m.
Gambar 4.19 Eluate Tank
4.5.11 Regeneration Kiln
Alat
ini berfungsi untuk mengaktf kembali barrent carbon dengan jalan pemanasan
sehingga menjadi aktif kembali yang kemudian dicampur dengan karbon baru untuk
dipakai kembali. kapasitas dari regenaration kiln adalah 300 kg/jam, dengan
tipe regeneration yang digunakan adalah horizontal, ritating dengan firing
diesel ire using heavy duty burner.
4.5.12 Electrowinning Cells
Electrowinning cells merupakan
alat yang digunakan pada proses electrowinning.
Bak Electrowinning yang
berjumlah sebelas disusun secara paralel, dimana terdapat 10 batang katoda yang
dipasang silih bergganti dengan 11 batang anoda. Dengan bentuk bak dan terbuat
dari carbon steel rubber lined
dengan dimensi 1,7 x 0,8 x 0,75 meter.
Gambar 4.20 Electrowining cells
4.5.13 Rectifer
Reactifier
berfungsi sebagai pengubahan arus AC (380 V) menjadi arus DC (0-10 Vdengan arus
sekitar 1600 A). Konsumsi daya dari reactifier adalah sekitar seberapa 10 kW.
4.5.14 Spent Sump
Spent
sump berfungsi untuk menampung larutan yang yang kandungan Au dan Ag –nya telah
rendah (burrent soution). spent sump ini terdiri carbon steel dengan kapasitas
1 m3.
4.6 Unit Pengolahan Limbah
Pada unit
pengolahan limbah, alat alat yang digunakan adalah sebagai berikut:
4.6.1 Thickener 1
Thickener
ini berfungsi untuk mengendapkan slurry tahap pertama sehingga mencapai 50-60%
solid, selain itu thickener ini juga berfungsi untuk mengurangi kandungan
sianida yang akan dibuang ke tailing dum maupun ke tambang. thickener 1 yang
digunakan adalah tipe high rate, dengan diameter 12 m dengan lifting system
automatic hidraulic dengan konsumsi daya sebesar 7,5 kW.
Gambar 4.21 Thickener 1
4.6.2 Thickener 2
Thickener
ini berfungsi untuk mengendakan slurry hingga mencapai 50-60% solid tahap
kedua. theickener ini berdiameter 7,5 m, dengan tipe high rate dan dengan
lifting system automatic hydraulic dengan konsumsi daya sebesar 7,5 kW.
Gambar 4.22 Thickener 2
4.6.3 Thickener Underflow Sump
Tangki
ini berfungsi untuk menampung underflow dari thickener 1 dan 2. Tangki ini
berkapasitas 6 m3 dengan diameter 2 m dan tinggi 2,5 m.
4.6.4 Thickener Overflow Tank
Setiap
shickener dilengkapi dengan satu buah overflow tank. Tangki ini berfungsi untuk
menampung overflow dari tangki thickener. baik pada plant 1 maupun plant 2 tangki
yang digunakan ini berkapasitas 30 m3 dengan diameter 3,4 m dan
tinggi 4,0 m yang terbuat dari carbon dari carbon steel.
Gambar 4.23 Thickener Overflow Tank
4.6.5 Tailing sump
Sump
ini dipergerakan untuk menampung tailing slury dari ofer flow primary backfill
cyclon dan overflow secondary backfill cyclones. tailing sump di kedua plant
berukuran diameter 2 m dan tinggi 2,5 m dengan kapasitas 6 m3.
4.6.6 Backfill Silo
Silo
ini mempunyai volume 4 m3 dan berukuran tinggi 2,2 m dengan diameter
2,2 m. berfungdi untuk menampung tailing shurry enan kondisi ±40% solid.
Gambar 4.24 Backfill Silo
4.6.7 Backfill Sump
Sump
ini berfungsi untuk menampung tailing slurry dari backfill silo yang akan
dipompakan ke tambang. backfill sump ini berdiameter 2,2 m dengan tinggi 2,5 m
dan dengan kapasitas 3 m3.
4.6.8 Detoxification Tank
Tangki detox merupakan
tempat terjadinya penguraian CN-
menjadi CNO-.
Terdapat dua tangki detox dengan kapasitas masing-masing 290 m3 dan
dilengkapi dengan agitator.
Gambar 4.25 Detoxifikasion Tank
4.6.9 Tailing Dam
Tailing dam merupakan
danau buatan untuk penampungan limbah yang berasal dari pabrik. Kapasitas
tailing dam sebesar 2.141.383 m3
dengan luas sekitar 120.000
m2 dan kedalaman kurang lebih 55 meter. Ketinggian air
dijaga pada elevasi kurang lebih 514,00 mdpl
Gambar 4.26 Tailing Dam
4.6.10 Seepage Dam
Bendungan
ini berungsi untuk menampung rembesan air limbah dari tailing dam , rembesan
ini dikhawatirkan tidak memenuhi baku mutu air limbah sehingga dialirkan juga
ke effluent tank untuk mengalami destruksi sianida.
4.6.11 Settling Pond
Kolom
ini berkapasiitas 300 m3 dan berfungsi untuk menampung overflow dari
tailing dam dan seepage dam.
Gambar 4.27 Settling Pond
4.6.12 Effluent Tank
Effluent tank ini merupakan tangki
beragiator dengan tipe single impller, berkapsaitas 340 m3 dengan
diameter 7,25 m dan tinggi 7,9 m. didalam tangki ini ditambahkan hydrogen
peroxide yang berfungsi untuk mengoksidasi sianida membentuk endapan komplek
sianida yang tidak beracun, selain itu ditambahkan juga copper sulphate yang
berfungsi untuk mempercepat pengendapan.
Gambar 4.28 Effluent Tank
4.6.13 Decant pond
Decant
pond merupakan kolom penampungan air imbah yang telah dicampur
pereaksi-pereaksi, decant pond yang berkapasitas 2563,4 m3 dan 1728
m3 ini juga merupakan tempat terjadinya reaksi antara sianida dengan
peraksi-peraksi sehigga air yag terdapat di decant pond kandungan sianidanya
dibawah ambang batas baku mutu limbah.
Gambar 4.29 Decant pond
BAB V
UTILITAS
Unit
utilitas merupakan salah satu sarana penunjang yang menyediakan kebutuhan
operasional dalam menjalankan suatu pabrik
dari setiap awal sampai menjadi produk akhir. Unit utilitas ini meliputi
bahan baku proses dan bahan baku penunjang proses, antara lain air, udara
tekanan, steam, dan listrik.sistem utilitas di PT.ANTAM (persero) Tbk. UBP Emas
pongkor meliputi :
5.1 Penyediaan Air ( water supply)
Air
merupakan salah satu kebutuhan yang penting baik untuk proses maupun hal
lainnya. dalam memenuhi kebutuhannya PT.ANTAM (persero) Tbk. UBP Emas pongkor.
terdiri dari:
5.1.1 Air Bersih (fress water)
Air
bersih merupakan air yang keluar dari tambang. kemudian air tersebut ditampung
dalam suatu penampung. dimana penampung (setting pond) itu berfungsii sebagai
tempat pengendapan. air tersebut diolah untuk menghasilkan air bersih. air ini
ditampung dalam tangki tertutup yang berkapasitas 750 m3. air bersih
ini biasanya digunakan untuk keperluan :
·
Crushing (untuk pencucian)
·
Miling (kebutuhan shower dan pengenceran)
·
Leaching & LIC Adsoption (kebutuhan
shower dan pengenceran)
·
Gold Room (kebbutuhan shower an
pengenceran pada tangki NaCN)
·
Tailing Treatment & Backfill plant
(pengenceran flokulan, tailing sump, thickener dan backfill silo)
5.1.2 Air Proses (process water)
Air
proses merupakan air yang masih mengandung sianida dengan konsentrasi yang
tidak terlalu tinggi yang digunakan untuk process pegolahan dandisirkulasi
secaa terus menerus. air proses ini berasa dari tailing dam dan overflow
thickener, sumber air proses berasal dari :
a. Air
proses dari tailing dam yang dipompakan oleh returen water pump dengan debit
125 m3/jam ke tangki penampunga air proses berkapasitas 600 m3.
air ini akan didistribusi antara lain :
·
Tailing Sump
·
Thickener Feed Distributor
·
Thickener Underflow Sump
·
Secondary Cyclone Feed Sump
·
Backfill silo dan Backfill sump
b. Air
proses yang berasal dari overflow
hickener 01 dan 02 akan ditampung ditangki overflow 03 dan 04 yang
berkapasitas 30 m3. air ini masih mengandung Au dan Ag walau pun dengan
kadar kecil sehingga bisa digunakan untuk proses leaching berikitnya.
selain itu, air proses
ini akan didistribusikan ke :
·
Distributor Thickener Feed
·
Trush Screen
·
Sump Discharge Ball Mill
·
Cyanide Mixing Tank
·
In/Outlet Mill
5.1.3 Raw Water
Raw
water merupakan air bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air
dikantor, gudang, laboratorium dan goldroom yang berasal dari dua sumber mata
air berbeda yang dapat langsung dipergunakan tanpa melalui proses water
treatment terlebih dahulu. Raw water untuk Gold Room berasal dari sumber air
tanah yang ditampung didalam raw watet tank dengan kapasitas 60 m3,
sedangkan untuk keperluan kantor, gudang dan laboratorium, air yang digunakan
berasal dari mata air yang didistribusikan langsung menggunakan pompa.
5.2 Penyediaan Udara Tekanan (Air supplay)
Kebutuhan
udara tekanan pada proses plant yang ada di UBPE pngkor di suplai oleh
kompresor. yang digunakan ada beberapa jenis, diantaranya plant air compressor.
udara yang dihasilkan didistribusi untuk kebutuhan proses , baik itu untuk alat
maupun sebagai media pereaksi seperti pada proses Leacing, Electrowinning dan
CIL Adsoption. plant air compresor ini bermacam-macam jenisnya ada yang
berkapasitas 170 m3/jam
dengan daya sebesar 18,5 kW yang dilengkapi denan plant air receiver yang
berkapasitas 0,5 m3, dan Moistue trap sebanyak 50 buah yang
berfungsi untuk menampung embun. sedangkan kompresor yang berkapasitas 220 m3/jam,
dengan daya sebesar 22 kW, dan kompresor
yang terakhir memiliki kapasitas udara 84 m3/jam dengan daya 12,1 kW
yang dilengkapi receiver, air after cooler, air filter, dan air dryer.
Udara
yang dihasilkan didistribusikan ke :
·
Mailing , untuk menggerakan ball mill
·
Leaching & CLI adsorption, untuk
mengerakan agiator dan membantu reaksi pelindung emas
·
Goldroom, untukmengoprasikan furnace
·
Tailing Treatment untuk control valve
·
Tambang, untuk pengoprasian alat dan
hydroulic bucket
5.3 Penyedian Energi Listrik (Electrical supplay)
Kebutuhan listrik di
UBPE pngkor PT.ANTAM Tbk. dipenuhi dari PLN langsung dan pembangkit listrik
tenaga diesel (PLTD) yang berjumlah tiga unit, PLTD ini memiliki tiga unit
generator (mesin diesel pembangkit listrik). penggunaan listrik yang berasal
dari PLN pada peroses pengoahan emas di UBPE. pngkor PT. ANTAM Tbk ini sebesar
1.394.250 kWh setiap bulannya serta 27,461 kWh yang berasal dari mesin diesel
pembangkit listrik. pemakaiangnerator ini hanya digunakan saat distribusi PLN
mengalami gangguan.
BAB VI
MANAJEMEN INDUSTRI
6.1 Susunan Organisasi dan Uraian Tugas
Susunan
oganisasi dan uraian tugas Unit Bisnis Perteambangan Emas PT.ANTAM (persero)
Tbk. diatur berdasarkan keputusan dereksi PT.ANTAM Tbk. nomor
193.K/0251/DAT/2012. UBP Emas adalah unit bisnis strategis yang menjadi bagian
dari unsur pelaksanaan dalam organisasi PT.ANTAM (persero) Tbk. Tugas pokok UBP
Emas adalah mengelolah operasional usaha penambangan dan pengolahan bijih emas
berdasarkan prinsip-prinsip bisnis untuk menghasilkan keuntungan dan manfaat
menurut tolak ukur yang ditempatkan direksi.
6.1.1 Susunan Organisai
Struktur
organisasi PT.ANTAM (persero) Tbk. UBP Emas Pongkor sebagai mana disajikan pada
lampiran D.UBP Emas dipinpin oleh seorang Gold Mining Biseiss Unit Head, yang
selanjutnya disebut Buisness Unit Head. untuk melaksanakan peran strategis,
Buisness Unit Head, dibantu oleh :
a) Operation
Division Head
b) Corporate
Social Responsibility, Human Resources adn Finance Division Head.
untuk
melaksanakan peran yang bersifat operational dan pengelolahan kebijakan
Business Unit Head dibantu oleh :
a) Quality
Management Assurance Bureau Head
b) Procurement
and Material Management Bureau Head
c) Ssafty
and Environment Bureau Head
untuk
melaksanakan tugasnya Operation Division Head dibantu oleh:
a) Mine
Planning and Development Bureau Head
b) Mining
Operation Bureau Head
c) Process
Plant Bureau Head
d) Maintenance
Bureau Head
e) Enginering
Bureau Head
f) Quality
Control Bureau Head
g) System
and Procedure Department Head
untuk
melaksanakan tugasnya CSR Human Resources and Finance Division Head dibantu
oleh:
a) Finance
Bureau Head
b) Human
Resources Bureau Head
c) Corporate
Social Responsibility Bureau Head
d) Health
Center and Occupational Health Bureau Head
6.1.2 Uraian Tugas
peranan-peranan
utama divisi departemen dari UBP Emas diuraikan sebagai berikut :
a) Operation
Division berperan mengelolah kehiatan penambangan pengolahan, pemeliharaan ,
enggineing dan pengawasan kualitas serta mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
tersebut;
b) CSR,
Human Resources and Finance Division berperan mengelola kegiatan keuangan,
sumber daya manusia, tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social
responsibility), layanan kesehatan dan kesehatan kerja, serta mengordinasikan
kegiatan-kegiatan tersebut;
c) Mine
Planning and Devlopment Bureau berperan dalam mengelola kegiatan perencanaan
dan pengembangan tambang bijih emas
d) Mining
Operation Bureau berperan dalam melaksanakan kegiatan operasional produksi
tambang bijih emas dab sarana pendukungnya;
e) Process
Plant Bureau berperan mengelolah bijih emas untuk dijadikan bullion, yang
terdiri dari peroses pengolahan tambang, sianida, rekoveri, dan pengolahan
limbah;
f) Maintenance
Bureau berperan mengelola kegiatan dibidang kelistrikan, operasi peralatan dan
bengkel umum, pemeliharaan tambang, dan pemeliharaan pabrik;
g) Engginering
Bureau berperan mengkaji ulang teknologi yang terpakai untuk mengadakan
efisiensi dalam bidang teknik;
h) Quality
Control Bureau berperan dalam hal pengukuran tambang, pengawasan kadar bijih
emas dan geoteknik, dan penyelenggaraan laboratorium;
i)
Finance Bureau berperan mengelola dan
mengawasi seluruh aktivitas keuangan serta sistem informasi dilingkungan UBP
Emas sehingga dapat mendukung strategi bisnis dan operasi persahaan.
j)
Human Resources Bureau berperan
merekrut, mempertahankan dan mengembangkan sumber daya manusia pada setiap
jenjang jabatan guna menunjang impelementasi visi, misi, dan strategi,
internalisasi nilai-nilai perusahaan ke dalam kopetensi setiap pegawai yang sesuai
dengan kebutuhan serta mengeolaan
pelayanan umum di UBP Emas;
k) Coporate
Social Responsibility Bereau berperan melaksanakan pembinan terhadap masyarakat
disekitar wilayah operasi penambangan, menjaga hubungan baik dengan stakeholder
eksternal dan mengelola kegiatan pengamanan dilingkungan UBP Emas.
l)
Healt Center and Material Management
Bureau berperan mengelola pelayanan kesehatan pegawai dilingkungan UBP Emas
guna menunjang peningkatan produktivitas pegawai;
m) Procurement
and Material Management Bureau berperan mengelola penyedianan kebutuhan barang
dan jasa untuk keperluan operasional meakukan negosiasi dengan rekanan,
mengelola gudang penyimpanan barang serta pengiriman bullion;
n) Safety
and Envrionmment bureau berperan mengelola aspek keselamatan keja dan
lingkungan pertambangan siwilayah UBP Emas;
o) Quality
Management Assurance Bureau berperan memantau kepatuhan terhadap semua aturan
persahaan pada semua bidang operasional untuk memberi usulan gna mengatasi
risiko operasional perusahaan.
unit
bisnis pertambangan Emas pongkor PT.Antam Tbk. dalam menjalankan atau membagi
tugas dan tanggung jawabnya, membuat struktur organisai yang bersifat
fungsional. tugas dan wewenang dilimpahkan kepada para ahli dan fungsi tertentu
sesuai dengan bidangnya. susunan organisasi ketenagakerjaan unit pertambang
emas pongkor adalah sebgai berikut
a. Business Unit Head
Business unit head merupakan pemimpin
unit bisnis pertambangan emas bertanggung jawab kepada direksi perseroan.
business unit head bertugas dan bertanggung jawab sebagai berikut :
1.
Mengevaluasi dan mengkaji penerapan operasional dibidang penambangan dan
pengolahan emas, pengolahan lingkungan pertambangan emas, dam pengembangan
masyarakat disekitar lokasi pertambangan guna mengadakan perbaikan kualitas dan
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dan pencapaian target manajement
dibidang operasional.
1. mengevaluasi
dan mengkaji penerapan operasional dibidang keuangan guna mengadakan perbaikan
berdasarkan risk management dan cost reducation dalam rangka peningkatan
efisiensi dan efektivitas untuk mencapai target manajement dibidang keuangan.
2. mengevaluasi
dan mengkaji penerapan operasional dibidang sumber daya manusia guna mengadakan
perbaikan kualitas sumber daya manusia dan pemberdayaan melalui pengembangan
sumber daya manusia untuk menyediakan sumber daya manusia yang berkompeensi dan
berintegrasi tinggi dalam memenuhi kebutuhan organisai UBP Emas.
b. Operation
Division Head
Operation
division head berperan mengeola kegiatan penambangan pengolahan pemeliharaan,
engginering dan pengawasan kualitas serta mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
tersebut untuk melaksanakan tugasnya Opeation Division Head dibantu oleh :
1) Mine
planning and Devlovment Bureau Head
mine planning and
devlopment bureau head berperan dan bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan
perencanaan dan pengembangan tambang bijih emas. mine planning and devopmment
bbureau head dalam tugasnya dibantu oleh:
·
Mine Plan Departement
·
Mine Development Departement
2) Mining
Operation Bureau Head
mining operation bureau
head bertanggug jawab melaksanakan operasional produksi penambangan bahan baku
sesuai yang digariskan dan ditetapkan perusahaan beserta saran pendukungnya.
mining operation bureau head dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
·
Departement Perencanaan Tambang
·
Departement Operasi Tambang A
·
Departement Operasi Tambang A
·
Departement Pengisian Ulang (Back Fill)
3) Process
Plant Bureau Head
Process Plant Bereau
Head bertanggung jawab untuk melaksanakan pengolahan dan pelepasan emas dan
perak melalui teknologi sehingga menjadi produk akhir (bullion) dengan kadar
emas rata-rata 12% dan perak lebih dari 80%. process plant bureau head dalam
melaksanakna tugasnya dibantu oleh ;
·
Departemen Sianidasi
·
Departemen Recovery
·
Departemen Metalugi
·
Departemen Tailing Treatment
4) Enginering
Bureau Head
Enginering Bureau Head
bertanggung jawab dalam melakukan kajian
rekayasa dan mengkordinasikan pemecahan masalah pada bidang operasi
serta teknologi yang terpakai untuk mengadakan efisiensi dalam bidang teknik.
Engginering Bureau Head dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh staff
engginering .
5) Maintenance
Bureau Head
Maintenance bereau head
bertanggung jawab dalam mengelola kegiatan di bidang kelistrikan, operasi
peralatan dan bengkel umum, pemeliharaan tambang, dan memeliharaan pabrik.
distribusi dan pemeliharaan listrik dan pekerjaan sipil, bengkel umum serta
operasi peralatan. Maintenance Berau Head dalam menjalankan tugasnya dibantu
oleh:
·
Departement Electrolysis Distribution
and Control
·
Departemen Mine Facaillity Maintenance
·
Departemen Plant Maintenance
6) Quality
Control Bureau Head
Quality Control Bureau
Head bertanggung jawab dalam kadar, geoteknik dan laboratorium serta pengawasan
pedanan barag hasil poduksi. Quality Control Bereau Head dalam menjalankan
tuasnya diban oleh :
·
Departemen pengukuran tambang
·
Departemen pengawasan kadar dan
geoteknik
·
Departemen laboratorium
·
Departemen sistem dan prosedur
c.
CSR,
Human Resources, and Finance Division Head
bertugas dan beranggung jawab dlaam
mengelola dan menawasi seluruh aktivitas keuanan dan sumber daya manusia
sehingga dapat mendukung dtrategi bisnis dan operasi perusahaa sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan, serta mebawahi kepala Departemenn
dan kepala satuan kerja,di antaranya:
1. Finance
Bureau Head
Finance Bureau Head bertugas dan
bertanggng jawab melaksanakan seluruh aktivitas keuangan ntuk mendukung
strategi bisnis dan operasi perusahaan sesuai yang digaris dan ditetepkan perusahaan.Finance Bureau Head
dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
·
Departemn Accounting and building
·
Departemen Treasury & Verifikasion
·
Departemen Informaation and
Communication Thecnology
2. Human
Resaurce Burau Head
Human Resaources Bureau Head bertugas
bertanggung dan bertanggung jawab meningkatkan katalis sumber daya pada setiap
jenjang jabatan guna tercipatanya nilai-nilai perusahaan agar setiap pegaai
mempunyai kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan bisnis perusahaan. Human
Resources Bureau Head dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh:
·
Departemen Human Resaource Planning
& Development
·
Departemen Compensation & Benefit
·
Departemen General Service
·
Departemen Learning
3. Corporate
Social Responsibility Bureau Head
Corporate Social Responsibility Bureau
Head bertugas dan bertanggung jawab melaksanakan pembinaan terhadap masyarakat
disekitar wilayah operasi penambangan dan mengeola komunikasi terhadap
pelanggan dilingkungan UBPE. Corporate Social Responsibility Head dalam
melaksaan tugasnya dibantu oleh :
·
Departemen Community Devlovment
·
Departemen External Relation
·
Departemen Security
4. Health
Center and Occupational Health Bureau Head
Health Center and Occupational Health
Bureau Head bertugas dan bertanggungg jawab mengelola pelayanan kesehatan
pegawai dilingkungan UBPE guna menunjang peningkatan produktivitas karyawan.
Health Center and Occupational Health Bureau Head dalam melaksanakan tugasnya
dibantu oleh :
·
Departemen Health Center
·
Departemen Occupational Health
d. Procurement
and Material Maagement Bureau Head
Procurement and Material Maagement
Bureau Head bertuggas mengkordinasi sistem pengadaan dan pengolaan material
agar dapat memenuhi kebutuhan operasional perusahaan dan dapat memelihara stock
gudang pada tingkat yang paling efisien. Procurement and Material Maagement
Bureau Head bertanggung jawab atas :
·
Departemen Pengadaan (procurement)
·
Departemen Gudang (Warehause)
·
Departemn pengiriman Bullion dan
penerimaan Barang (Good Receiving & Bullion Deliver)
e. Safety
and Envrioment Bureau Head
Safety and Envrioment Bureau Head bertugas berperan mengelola aspek keselamatan
kerja dan lingkunan pertambangan di wilayah UBP Emas. safety and Enviroment
Bureau Head bertanggung jawab atas :
·
Deparrtemen Keselamatan Kerja
·
Departemen lingkungan
f. Quality
Management Assurance Bureau Head
Quality Management Assurance Bureau Head
berperan memantau kepatuhan terhadap semua aturan perusahaan pada semua bidang
operasional untuk memberi ususlan guna mengatasi risiko operasional perusahaan.
Quality Management Assurance Bureau Head bertanggung jawab atas ke Busuness Unit Head.
6.2 Struktur Tenaga Kerja
PT.Aneka
Tambang Unit Bisnis Pertambangan Emas Pongkor adalah perusahaan padat karya,
dimana karyawan terdiri dari tenaga kerja ahli yang mengutamakan keamanan untuk
bekerja keras, sesuai dengan bidang pekerjaannya yait pertambangan bawah
tanah(Underground mining).
Table
6.1 Struktur Tenaga Kerja
PT.Antam
Tbk. (UBPE) memperkerjakan karyawan yang terdiri dari :
1)
Pegawai
tetap
Pegawai
teteap adala karyawan perusahaan yang diangkat berdasarkan SK direksi PT.Antam
Tbk, seteah melewati masa percobaan 3 bulan. pegawai tetap mempunyai hak 100%
atas gaji dantunjangan yang diberikan oleh perusahaan. pada akhir masa kerja
(usia ±56 tahun) diberikan pensiunan bulanan.
2)
Pegawai
tidak tetap atau tenaga kerja waktu tertentu (TKWT)
Merupakan karyawan yang diangkat
perusahaan/kuasa direksi yang sewaktu-waktu dapat diberhentikan. Pegawai tidak tetap ini terdiri dari :
a.
Tenaga
Kerja Bulanan (TKB)
Tenaga kerja khusus
yang bekerja pada perusahaan.
Contoh: pegawai
pensiunan yang masih dibutuhkan tenaganya untuk bekerja pada perusahaan (tenaga
trining miner/sebagai pengejaran).
b.
Pegawai
percobaan
Pegawai perusahaan
sebagai calon pegawai tetap apabila pegawai ini dinilai gaik, mempunyai kondisi
baik dan memiliki loyalitas yang tinggi. Haknya diberikan 80%.
Contoh: tenaga kerja
calon pegawai, hasil dari recruitment.
c.
Tenaga
Kerja Ikatan Kerja/Tenaga Kontrak
Tenaga kerja yang
diangkat berdasarkan kontrak kerja. apabila masa kontraknya sudah habis selama
6 bulan, maka pegawai tersebut dapat diperpanjang kontraknya atau
diberhenntikan.
Contoh: Selama ini
berkerja sama dengan koperasi pegawai UBP Emas "Koprasi Kotamas"
untuk kebutuhan tnaga kerja KPO (karyawan penunjang operasi)
d.
Tenaga
Homorer Full Timer (Tenaga kerja harian)
Tenaga kerja yang
diperkerjakan dan digaji berdasarkan harian kerja.
Contoh: Tenaga kerja
yang diperkerjakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan pekerjaan, melalui
koperasi sebagai penyalur tenaga kerja resmi UBPE.
e.
ABRI
Tugas Karya
pegawai perusahaan yang
diangkat dari anggota TNI/POLRI yang masih aktif maupun purnawirawan.
6.3 Fasilitas Pegawai
6.3.1 Transportasi
a. Bis
Karyawan
Merupakam
fasilitas transportasi yang diberikan perusahaan kepada seluruh karyawan
PT.Antam UBP Emas Pongkor. adapun jadwal keberangkatan dan trayek bis karyawan
tersesia pada table 6.2.
Table
6.2 Trayek bis dan jadwal keberangkatan
Lewiliang - pongkor
|
Parempeng - pongkor
|
Pongkor - Lewiliang
|
Jam 06.00 wib
|
Jam 06.15 wib
|
Jam 08.30 wib
|
Jam 14.00 wib
|
Jam 14.15 wib
|
Jam 16.30 wib
|
Jam 22.00 wib
|
Jam 22.15 wib
|
Jam 00.30 wib
|
b. Mobil
Dinas
Merupakan
fasilitas yang diberikan untuk pejabat struktural dan staf peringkatan IV ke
atas ( disesuaikan dengan ketersediaan). pendistribusi kendaraan dinas ditur
dengan nota dinas Business Unit Head dengn mempertambangkan bobot jabaan,
peringkat, lama kerja, dan aturan yang berlaku.
c. Mobil
Operasional
Mobil
pick up digunkan untuk mendukung kegiatan operasi di tambang, pabrik,
pemeliharaan, keamanan, comdev, dll. ijin pemakaian sesuai aturan departemen
pemegangan.
6.3.2 Kantin
Kantin
merupakan fasilitas penyedia kebtuhan konsumsi pangan pekerja. berkoordinasi
dalam penyediaan dan pengiriman makanan ke lokasi kerja berlokasi jauh fari
kantin. kantin terdapat diarea administrasi, tambang, dan mess parempeng.
6.3.3 Mess
Mess
merupakan fasilitas tempat tinggal yan diberikan kepada pekerja PT.Antam UBP
Emas Pongkor dan tamu khusus perusahaan. Terdapat dua mess yaitu di area
administrasi dan perumahan parempeng.
6.3.4 Sarana Komunikasi
Sarana
komunikasi yang tersedia berupa telepon internal, antara lokasi didalam wilayah
kantor. Telepon keuar dari pongkor melalui operator dan terdapat jaringan
selular dari INDOSAT. komunikasi didalam tambang dan keluar tambang yaitu menggunakan
teepon internal dan HT. Fasilitas E-mail diberikan untuk karyawan tertentu.
6.3.5 Pusat Informasi
a. Tambng
(MONITOR 99.NO TLP 931 ATAU 130)
Sebagai pemantau semua aktivitas tambang
dan dapat menjalankan fungsi penghubungan intrnal maupun keluar area sesuai
kebutuhan dan Work Instruction.
b. Pabrik
(MONITOR 77.NO TLP 111)
Sebagai pemantau semua aktivitas pabrik
dan limbang dan dapat menjalankan fungsi penghubungan innternal maupun keluar
area sesuai kebutuhan dan work instruction
c. Pemeliharaan
(MONITOR 88.NO TLP 188)
Sebagai
pemantau semua aktivitas pemeliharaan khususnya tambang pabrik.
6.3.6 Poliklinik
Polikilinik
merupakan fasilitas perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan
dibidang kesehatan. Terhadap dua
poliklinik di PT.Antam UBP Emas Pongkor yaitu poliklinik area administrasi dan
polikinik di parempeng. Poliklinik melayani 24 jam yang ditangani oleh dokter
dan peramedis.
6.3.7 Jaminan Sosial
Setiap
pegawai yang bersetatus sebagai pegawai tetap PT. Aneka Tambang UBP Emas
Pongkor diberikan hak fasilitas jaminan sosia, meliputi:
a. jaminan sosial tenaga kerja
b.
iuran program jaminan sosial tengaga kerja
c. jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian
d.
jaminan hari tua
e.
asuransi jiwa
f. jaminan pemeliharaan dan fasilitas pegawai
g.
program iuran kesejahteraan hari tua
6.4 Kewajiban Terhadap Masyarakat
PT.
Antam ( Persero ) UBP Emas Pongkor melaksanakan kewajiban terhadap masyarakat
melalui program Corporate social responsibility (CRS). CSR selain merupakan
komitmen perusahaan untuk membangun kualitas kehidupan masyarakat yang lebih
baik bersama dengan pihak terkait, jiga
merupakan implementasi dari konsep pembangunan berkelanjutan.
Dalam
pelaksanaan kegiatan CSR, UBPE membagi 3 wilayah yaitu ring 1 (terjadi dari 10
desa dikecamatan nanggung ), Ring 2 (meliputi wilayah bogor), dan ring 3
(meliputi wiayah luar bogor). melalui pelaksanaan kegiatan CSR yang diwujudkan
kedalam progrm Community Development ( Comdev ) serta program kementrian dan
bina lingkungan, UBPE berupaya mencapai visi CSR 2015 yaitu menjadi perusahaan
dengan tanggung jawab sosial yag terkemuka dan dipercaya di industri
pertambangan indonesia.
Kerangka
besar dalam implementasi konsep pembangunan berkelanjutan, PT.Antam (persero)
Tbk. Telah menyusu masterplan yang meuat peta alur dan tahapan pengembangan CSR
Excekent, dengan arahan menjalankan prgram CSR yang sistematis dan terarah.
Amanah
dalam master plan untuk unit UBPE pongkor 2011 meliputi program:
a. Pengembangan
program agreotorisem, memperhatikan luas wilayah kecamatan nanggung dengan
potensi wisata yang beragam.
b. Mendukung
kegiatan-kegiatan konservasi yang dilakukan pihak lain model kampung konservasi
merupakan salah satu pogram CSR. insiasi pembentukan model kampung konservasi
di 5 (lima) kampung, yakni: Kampung ciguha; kampung cimagenten; Kampung
pongkor; kampung kopo dan kamung pabangbon, merupakan hasil kerjasama PT.Antam
(persero) UBP. Emas Pongkor dengan taman nasional gunung halimun – salak
(TNGH-S) dan Gede pahala. moel kampung konservasi yang diinisial sejak
pertegahan tahun 2009 dan tahun 2010, memiliki tujuan :
·
Mendukung fungsi dan manfaat kawasan
TNGH-S bagi kehidupuan masyarakat dengan prinsip kesetimbangan ekologi-ekonomi.
·
Membangun upaya untuk mendorong Rencana
tata Ruang Kesepakatan antara masyarakat dengan pihak TNHH-S melalui
pengelolaan kolaboratif;
·
Upaya untuk menerjemahkan pengelolahan
kolaboratif multipihak antara Antam UBPE Pongkor, TNGH-S serta masyarakat
sekitar.
c. Pengyatan
kemudian kelembagaan institusi ekonomi lokal yang berbasiskan komoditas lokal.
d. Meningkatakn
akses pelayanan dan katalitas kesehatan pada pengembangan kemampuan manajerial
( pengelolaan ); upaya pemanfaatan pekarangan yntuk tanaman obat; pencegahan
penggulangan gizi buruk; pencegahan dan
penangulanagan penyakit menular.
e. Pemenuhan
pedidikan dasar 9 tahun. tidekanan pada upaya partisipasi sekolah, tanpa
menafikan rutinitas program yang dilakukan adalah memberikan Training of
Trainers Life planing Education (LPE) bagi guru SMP dan sederajat; pengembangan
baku-baku perpustakaan; dan lomba karya tulisan untuk siswa-siswi SD dan SMP.
BAB VII
TATA LETAK PABRIK
7.1 Lokasi Pabrik
Lokasi PT.
Antam (persero) UBPE Pongkor terletak di gunung pongkor desa bantar karet
kecamatan nanggung kabupaten bogor provinsi jawa barat Indonesia. PT. Antam
(persero) UBPE Pongkor berjarak kurang lebih 54 km kea rah barat daya dari kota
bogor.
Luas kuasa
pertambangan sebesar (No. KW 98 PP 0138/jabar), sedangkan KP eksplorasi seluas
3870 hektar (No. KW 96 PP 0127 B/jabar) dari posisi geografi KP eksplorasi ini
terletak pada koordinat 106o30’01,0’’ BT sampai dengan 106o35’38,0’’
BT dan 6o36’37,2” LS sampai dengan 6o48’11,2” LS. Sebutan
pongkor adalah nama sebuar gunung yang berada di sekitar pegunugan yang
ditambang. Gambar peta lokasi PT. Antam (Persero) Tbk UBPE Pongkor disajikan
pada gambar 7.1
Gambar 7.1 Peta Lokasi
7.2 Penggunaan Lahan
Secara umum
penggunaan lahan PT. Antam (persero) UBPE pongkor terbagi menjadi empat sector
utama yaitu:
1.
Area
Administrasi
2.
Area
Pengolahan
3.
Area
Tambang
4.
Area
IPAL
Ditribusi penggunaan lahan PT. Antam (persero) Tbk UBPE pongkor
disajikan pada gambar 7.2.
Gambar
7.2 Lahan perusahaan
7.2.1 Area Administrasi
Area
adaministrasi dari kantor pusat administrasi UBPE pongkor, poliklinik, masjid,
kantin, dan lapangan tenis. Kantor pusat administrasi adalah tempat pusat
manajemen UBPE pongkor dan tempat penyimpanan arsip UBPE pongkor sekaligus
sebagai kantor pimpinan perusahaan senior vice president (business unit head),
corporate social responsibility, human resources dan finance division head.
7.2.2 Area Pengolahan
Area
pengolahan merupakan wilayah penyimpanan bahan baku dan hasil produksi dore
bullion serta wilayah produksi meliputi sector sianidasi, recovery, dan
pengolahan limbah. Area pengolahan terdiri dari tiga kantor , yaitu kantor
pengolahan, kantor administrasi maintenance, dan laboratorium.
Kantor
administrasi pengolahan befungsi sebagai tempat manajerial proses plant bureau
dan engineering bureau.
Kantor
administrasi maintenance berfunsi sebagai tempat manajerial maintenance berikut
pengolahan dibidang kelistrikan, operasi peralatan dana bengkel umum,
pemeliharaan tambang,dan pemeliharaan pabrik.
Laboratorium
adalah tempat analisis sampel pada plant juga sebagai tempat percobaan
perencanaan pengolahan pabrik.
7.2.3 Area Tambang
Area
tambang tersebar dibeberapa tempat yaitu area tambang ciurug, ciguha, kubang
cicau dan pasir jawa. Area tambang terdiri dari kantor administrasi dan
terdapat bengkel untuk granby (pengangkut hasil tambang). Selain itu, terdapat
bengkel yang berada didalam tambang bawah tanah untuk pemeliharaan alat-alat berat
yang ada didalam tambang.
7.2.4 IPAL
IPAL
tambang adalah daerah pengolahan air limbah dari pabrik untuk menghasikana air
bersih yang dapat digunakan kembali atau dibuang kesungai dengan keadaan bersih
dan tifak merusak lingkungan sesuai denganbaku mutu.
Selain IPAL
tambang di PT Antam (persero) UBPE pongkor juga terdapat IPAL yang letaknya
diluar pabrik yaitu IPAL cikaret. Fungsi IPAL cikaret sama seperti di IPAL
tambang. Pengolahan air secara alami terjadi di tailling dam. Fungsi utama
tailling dam adalahtempat pembuangan akhir tailling yaitu bijih yang sudah
diambil emasnya. Talling dam dirancang dengan menggunakan tanah liat yang
dilapisi filter bahan geotek dan batu kerikil. Sebagai penahan bagian luar
disusun batuarn berukuran besar agar konstruksi tanggul tetap kokoh, kapasitas
tailling dam sekitar 2,1 juta m3, luas sekitar 230000 m2 dan tinggi tailing dam
kurang lebih 40m.
BAB VIII
PENGOLAHAN LINGKUNGAN
Untuk
mencegah atau mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat kegiatan industry
sesuai ketentuan daerah maupun pemerintah maka perlu dilakukan pengelolaan
lingkungan dalam menagtasi pencemaran lingkungan yang terjadi. Oleh karena itu,
limbah yang dihasilkan perlu diolah terlebih dahulu sehingga memenuhi baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan, yaitu keputusan menteri Negara lingkungan
hidup nomor 202 tahun 2004 mengenai baku mutu air limbah bagi usaha dan atau
kegiatan pertambangan bijih emas dan atau tembaga.
8.1 Pengolahan Limbah
PT ANTAM
(persero) Tbk UBPE pongkor, mendapatkan PROPER (program penilaian peringkat
kinerja perusahaan) dengan tingkatan hijau atas pengelolaan timbul pada 31
juli. PROPER ini terdiri dari lima tingkatan, yaitu emas, hijau, merah, dan
hitam. PROPER hijau artinya telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari
yang dipersyaratkan. Pengolahan limbah yang dilakukan oleh PT ANTAM (persero)
Tbk UBPE pongkor.
Gambar 8.1 Diagram Alir Proses Pengolahan Tailing
8.1.1 Tailing Thickening
Slurry
darui tanki CIL terakhir yang telah diambil kandungan logam Au dan Ag dipompa
kedalam dua buah thickener yang tersusun secara seri. Thickener merupakan satu
unit pengendapan slurry sehingga overflow nya diharapkan menjadi lebih jernih.
Overflow merupakan fraksi halus yang mengandung sedikit padatan, sedangkan
underflow merupakan fraksi kasar yang mengandung lebih banyak padatan. Pada
proses di thickening, diharapkan persen solid pada underflow akan meningkat dan
akan dimanfaatkan untuk proses backfill dan juga bertujuan untuk mengurangi
konsentrasi sianida yang terbawa bersama limbah.
Konsentrasi
sianida tinggi jika underflow masih memiliki persen solid yang rendah.
Setiap plant memiliki dua buah
thickener. Overflow dari tangki 7 (plant 1) dan tangki 8 (plant 2) yang berupa
slurry mausuk ke sump tank yang sebelumnya melewati safety carbon screen untuk
menyaring kakrbon aktif yang terbawa aliran flow.
Thickener
yang digunakan dilengkapi dengan rake arms yang memiliki blade untuk menyapu
dasar thickener, mendorong partikel padatan menuju bagian tengah- bawah (center
well) yang befunsi untuk mengumpulkan padatan dan membentuk partikel solid
menjadi kompak pada bagian dasar thickener. Rake dibantu oleh shaft yang
dihubungkan kereduction gearbox yang digerakan oleh motor hydrolic. Underflow
thickener 1dan 2 akan dipompakan ke dalam tangki detox (cyanide destruction).
Untuk thickener 1 dipompakan secara periodic setiap hari. Untuk underflow
tangki thickener 2 jangka waktu pemompaan rata-rata dilakukan selama satu miggu
sekali (kondisonal tergantung banyaknya lumpur). Kapasitas thickener pada plant
1 sebanyak 500ton/hari dan 700 ton/hari pada plant 2.
Terdapat
beberapa parameter yang mengindikasikan bahwa slurry di dalam tangki thickener
telah penuh diantaranya :
1.
Bed
Level, menunjukan level lumpur dalam cairan. Batas maksimal bed level yang diijinkan sebesar 50 %. Apabila
nilai bed level melebihi 50% maka media pengendapan menjadi terbatas. Untuk
menurunkan nilai bed level bisa dengan cara menambahakan flokulan atau
mengurangi solid feed.
2.
Bed
mass, menunjukan massa slurry keseluruhan. Batas maksimal bed mass yang
diijinkan sebesar 50 %. Apabila nilai bed level melebihi 50% maka media
pengendapan menjadi terbatas. Untuk menurunkan nilai bed mass bisa dengan cara
menambahakan flokulan atau mengurangi solid feed.
3.
Torque,
menunjukan kemungkinan tangki penuh oleh slurry atau terlalu kental sehingga
menyebabkan beban pada motor hidrolik yang menggerakan rake. Batas maksimal
torque yang diijinkan sebesar 50%. Untuk menurunkan nilai torque bias dengan
cara mengurangi flokulan.
Komponen-komponen tahap ini adalah :
1. Thickener
1
Thickener ini berfungsi untuk mengendapkan slurry
tahap pertama. Feed slurry berasal dari tangki 7 (CIL) untuk plant 1 dan dari
tangki 8 (CIL) untuk plant 2 dengan karakteristik 30-35% solid, pH 10kandungan
sianida 200-300 ppm, kandungan Au dibawah 0,02 ppm dan kandungan Ag dibawah
2ppm. Underflow thickener 1 menjadi feed untuk tangki detox, sedangkan
overflownya masuk ke thickener 2. Thickener 1 yang digunakan adalah thickener
dengan tipe high rate, berdiameter 12 meter dan tinggi 3 meter. Pada thickener
1 ditambahkan zat flokulan jenis aqua clear. Kuantitas penambahan zat flokulan
disesuaikan dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
2. Thickener
2
Pada
thickener 2 terjadi pengendapan slurry tahap kedua. Overflow thickener 2 akan
kembali ke ball mill sebagai pengencer, karena masih banyak mengandung sianida
untuk proses leaching selanjutnya sedangkan underflownya akan menuju tangki
detox. Pada thickener 2 ditambahkan zat koagulan dan flokulan. Koagulan dan
flokulan yang digunakan jenisnya aquaclear. Tangki thickener 2 memiliki
diameter 7,5 meter dengan tinggin 3 meter.
3. Thickener
Underflow Sump
Tangki ini berfungsi untuk menampung underflow dari
thickener 2. Tangki ini berkapasitas 6m3 dengan diameter 2 meter dan
tinggi 2,5 meter.
4. Thickener
Overflow Sump
Tangki ini berfungsi untuk menampung overflow dari
tangki thickener 1 dan 2 baik pada plan 1 maupun plant 2 dan terbuat dari
carbon steel. Kapasitas tangki ini masing- masing adalah 30m3 dengan
diameter 3,4 meter dan tinggi 4 meter.
5. Detoksifikasi
Umpan untuk proses detoksifikasi merupakan underflow
dari thickener 1dan 2. Underflow tersebut dipompa menuju tangki detox 1
kemudian ke tangki detox 2. Detoksifikasi berfungsi untuk mengoksidasi sianida
menjadi sianat. Tembaga sulfat dengan konsentrasi 0,025% sebanyak 1,2 kg/ton
dan SMBS (sodium metabisulfit) dengan konsentrasi 0.25% sebanyak 2,5 kg/ton
ditambahakan kedalam tangki. Selain itu diinjeksikan oksigen yang berasal dari
udara bebas ke dalam tangki. Tembaga sulfat berfungsi sebagai katalisator
sedangkan SMBS adalah oksidator yang akan mengoksidasi sianida menjadi sianat.
Feed berupa slurry yang mengandung sianida sekitar 200-300 ppm dengan pH 9-10
akan dikurangi menjadi lebih kecil dari 1ppm dengan pH 6-9. Dari tangki detox
2, slurry dialirkan ke backfill silo. Terdapat dua buah tangki detox dengan
kapasitas masing-masing 290m3. Penggunaan dua tangki detox untuk memperpanjang
waktu tinggal, yaitu minimal 3 jam untuk satu siklus proses. Persen solid yang
dihasilkan dari tangki detox sebesar 40%.
6. Backfill
Silo
Tailing dari hasil proses detoksifikasi kemudian
dipompakan ke backfill silo. Backfill silo merupakan tempat penampungan
sementara sebelum material backfilling digunakan sebagai pengisi ruang kosong
ditambang. Material ini akan dicampur dengan semen, yang digunakan sebagai
material pengganti untuk mengisi ruang kosong dilokasi tambang akibat proses
pertambangan (metode cut and fill). Jika backfill silo penuh, maka overflow
akan dipompa ke tailing dam.
7. Tailing
Dam
Tailing dam adalah tempat pembuangan akhir tailing
(slurry yang telah diambil Au dan Ag). Kapasitas tailing dam 2.141.383 m3, luas
sekitar 120000 m3 dan kedalaman 40m.
Sebelum slurry (tailing) dialirkan ke tailing dam,
slurry akan melewati beberapa bak sedimentasi tanpa melibatkan reaksi kimia.
Overflow bak sedimentasi akan langsung dialirkan ke tailing dam, sedangkan
lumpurnya disimpan dibackfill dam . kandungan sianida dan suspended solidnya
harus diperiksa terlebih dahulu lalu limbah cair dialirkan ke IPAL Cikaret. Kandungan
sianida dengan menggunakan H2O2, sedangkan suspended solid dengan menggunakan
koagulan dan flokulan. Karekteristik slurry detailing dam dengan konsentrasi
sianida 0,02-0,03 ppm, pH 7-8 dan 15% solid. Kualitas tailing dam dipantau
setiap 2 jam sekali.
Tailing dam dilengkapi dengan seepage collection dam
(SCD) yang terletak dibawah tanggul dam tersebut. SCD berfungsi sebagai
penampung resapan air limbah tailing dam, dilengkapi sumur pantau sebanyak 3
buah berfungsi memantau pengaruh cemaran tailing terhadap air tanah. Kualitas
air tanah dipantau setiap shift dan dianalisa dilaboratorium setiap 3 bulan.
Di tailing dam terjadi degradasi sianid secara alami
yaitu penurunan konsentrasi akibat perubahan temperature, perubhan pH,
penguapan, pengenceran dengan air hujan dan penguraian dengan sinar
ultraviolet. Jika level ditailing dam naik yaitu sekitar 511,25 dpl, maka
limbah cair ditailing dam akan dialirkan ke IPAL cikaret, tetapi sebelumnya
limbah cair tersebut diusahakan untuk dipompakan kembali ke pabrik dengan
tujuan megurangi level tailing dam dan menambah persediaan air proses (procces
water).
Pada tailing dam terdapat 5 buah pompa yaitu 2 pompa
untuk memompakan air kembali ke proses, 1 pompa sebagai cadangan, dan 2 pompa
untuk memompakan lumpur ke backfill dam.
8.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Limbah cair
yang dihasilkan dari aktifitas pertambangan dan proses pengolahan bijih emas
PT. Antam (persero) Tbk UBPE pongkor akan dilakukan pengolahan dan pengelolaan
di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). IPAL di PT. Antam (persero) Tbk UBPE
pongkor terdiri dari dua unit, yaitu unit IPAL tambang dan IPAL cikaret.
8.2.1 IPAL Tambang
Gambar 8.2 Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah IPAL
Tambang
IPAL
tambang merupakan salah satu unit pengolahan limbah yang berasal dari proses
pertambangan. Hasil dari proses pengolahan air limbah di IPAL tambang adalah
fresh water yang digunkan kembali pada proses pengolahan dan pembersihan
pabrik, seperti penyemprotan conveyer, spray water dicrushing. Limbah cair yang
berasal dari kegiatan pertambangan akan masuk ke selting pond dimana material
yang kasar dapat mengndap. Settling pond ini memiliki kapasitas sebesar 1262,25
m3. Hal ini bertujuan agar mengurangi beban yang diolah di effluent treatmet
tank. Overflow settling pond dialirkan ke effluent treatment tank melalui dua
pipa dengan debit 5m3/menit. Underflownya ditambahkan koagulan yang telah
diencerkan dan flokulan yang berfungsi untuk mempercepat proses pengendapan
padatan terlarut. Proses yang terjadi pada tangki effluent dilakukan dengan
tujuan mencapai standar yang telah ditetapkan yaitu:
§
Kadar
sianida : max 0,5 ppm
§
pH : 6-9
§
suspended
solid : max 200 ppm
pada IPAL tambang disiapkan
8.2.2 IPAL Cikaret
Gambar 8.3 Diagram Alir Proses Pengolahan Limbah IPAL
Cikaret
Fungsi IPAL
cikaret yaitu sebagai tempat penghancur sianida (cyanide destruction plant)
secara kimiawi dengan menggunakan proses Degussa (penggunaan H2O2 dan
CuSO4.5H2O). IPAL cikaret memiliki konsentrasi sianida yang cukup tinggi, hal
ini dikarenakan sumber air limbah yang diolah di IPAL Cikaret sebagian besar
berasal dari proses pengolahan bijih emas, sehingga pH yang ada harus diatur
dalam keadaan netral atau basa. Pengoprasian IPAL Cikaret dilakukan pada
saat-saat tertentu saja, hal tersebut terjadi jika air yang berada pada tailing
dam mengalami overflow dan melewati batas level yang ada.
Prosesnya
berawal dari tailing dam, air limbah dimasukan ke effluent tank. Pada effluent
tank terjadi proses pendegradasi sianida dengan penambahan H2O2,
CuSO4, flokulan dan koagulan. Setelah ditambahkan reagen diatas maka
air limbah yang telah diolah akan ditampung pada effluent tank, dialirkan ke
decant pond yang memikiki luas sebesar 1509,42 m2, dan dialirkan ke
sungai cikaniki.
Subscribe to:
Posts (Atom)