Minyak mentah mengandung berbagai
senyawa hidrokarbon dengan berbagai sifat fisiknya. Untuk memperoleh
materi-materi yang berkualitas baik dan sesuai dengan kebutuhan, perlu
dilakukan tahapan pengolahan minyak mentah yang meliputi proses
distilasi, cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
- Distilasi
Distilasi atau penyulingan
merupakan cara pemisahan campuran senyawa berdasarkan pada perbedaan
titik didih komponen-komponen penyusun campuran tersebut. Minyak mentah
mengandung campuran senyawa hidrokarbon yang memiliki titik didih
bervariasi, mulai metana (CH4)
yang memiliki titik didih paling rendah hingga residu yang memiliki
titik didih paling tinggi sehingga tidak teruapkan pada pemanasan.
Dengan distilasi ini, minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C, kemudian
uap yang dihasilkan dialirkan dan diembunkan (dikondensasikan) pada
suhu yang sesuai. Cara distilasi dengan menggunakan beberapa tingkat
suhu pendinginan atau pengembunan disebut distilasi bertingkat.
Proses penyulingan berlangsung
sebagai berikut. Mula-mula minyak mentah dipanaskan pada suhu 370°C
sehingga mendidih dan menguap. Fraksi minyak mentah yang tidak menguap
menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi paraffin, lilin, dan aspal.
Residu-residu ini memiliki rantai karbon dengan jumlah atom C lebih dari
20 atom. Minyak mentah yang menguap pada proses distilisasi ini naik ke
bagian atas kolom dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang
berbeda-beda. Fraksi minyak bumi yang tidak terkondensasi terus naik ke
bagian atas kolom sehingga keluar sebagai gas alam.
2. Cracking
Cracking adalah penguraian
(pemecahan)molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar menjadi
molekul-molekul senyawa yang lebih kecil. Contoh cracking ini adalah
pengubahan minyak solar atau minyak tanah (kerosin) menjadi bensin.
Terdapat dua cara proses cracking.
- Cara panas (thermal cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan suhu tinggi serta tekanan rendah.
- Cara katalis (catalytic cracking) adalah proses cracking dengan menggunakan bubuk katalis platina atau molybdenum oksida.
Proses pemecahan ini menghasilkan
bensin dalam jumlah besar dan berkualitas lebih baik. Contohnya,
pemecahan senyawa n-dekana menjadi etena dan n-oktana.
3. Reforming
Reforming adalah pengubahan
bentuk molekul bensin yang bermutu kurang baik (rantai karbon lurus)
menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon bercabang). Kedua
jenis bensin ini memiliki rumus molekul sama, tetapi bentuk strukturnya
berbeda sehingga proses ini disebut juga isomerisasi. Reforming
dilakukan dengan menggunakan katalis dan pemanasan.
4. Polimerisasi
Polimerisasi adalah proses
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul besar. Misalnya,
penggabungan senyawa isobutene dengan senyawa isobutana yang
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana
5. Treating
Treating adalah proses pemurnian
minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-pengotornya. Cara-cara
proses treating sebagai berikut.
a) Copper sweetening dan doctor treating adalah proses penghilangan pengotor yang menimbulkan bau tidak sedap.
b) Acid treatment adalah proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
c) Desulfurizing (desulfurisasi) adalah proses penghilangan unsure belerang.
6. Blending
Untuk memperoleh kualitas bensin
yang baik dilakukan blending (pencampuran), terdapat sekitar 22 bahan
pencampur (zat aditif) yang dapat ditambahkan ke dalam proses
pengolahannya. Bahan- bahan pencampur tersebut, antara lain
tetraethyllead (TEL), MTBE, etanol, dan methanol. Penambahan zat aditif
ini dapat menimgkatkan bilangan oktan.
0 comments:
Post a Comment