A. Cara menangani limbah dideskripsikan sesuai dengan sifat dan wujudnya
Berdasarkan sifatnya limbah dapat dibedakan menjadi :
1.
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan,
lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses
pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok,
limbah dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan
jamur, limbah dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah
padat dibagi 2, yaitu :
a. Dapat didegradasi, contohnya sampah bahan organik, onggok
b. Tidak dapat didegradasi contoh plastik, kaca, tekstil, potongan logam.
2. Limbah Cair adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair.
Contohnya antara lain : Limbah dari pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbahdari industri pengolahan susu.
3. Limbah gas/asap adalah sisa dari proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap.
Contohnya : limbah dari pabrik semen Proses Pengolahan limbah dapat dilakukan dengan cara :
a. Proses pengolahan secara aerobik :
Prinsip pengolahan secara aerobik adalah menguraikan secara sempurna
senyawa organik yangberasal dari buangan di dalam periode waktu yang
relatif singkat. Penguraian dilakukan terutamadilakukan oleh bakteri dan
hal ini dipengaruhi oleh :
1.Jumlah sumber nutrien
2.Jumlah oksigen
Contoh dari proses pengolahan limbah secara aerobik antara lain :
a. Lumpur aktif (Activated Sludge)
Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya
di dalam setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang
kaya akan selulosa dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme
b. Saringan trickling (Trickling Filter)
Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras
dan kedap air. Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme
aliran air yang jatuh dan mengalir perlahan-lahan melalui lapisan batu
untuk kemudian disaring.
Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:
1. Distributor
2. Pengolahan
3. Pengumpul
c. Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)
Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam
yang utama digunakan yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam
anaerob.
kelebihan kolam ini :
1. Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga 97 %.
2.Alga
yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein yang
tinggi dan dapat digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam
kolam maturasi.
3.Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri dan air yang mengandung logam berat.
4.Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.
Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:
5.Kolam
pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan suspended
solis (SS) dan BOD yang tinggi Pengeluaran bau yang busuk mengganggu
penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak
ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu malam).
6.Untuk
membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika
dibandingkan dengansistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai
jika dibuat di kawasan yang tanahnya mahal.
o Pencernaan aerobik
o
Parit oksidasi (Oxidation Ditch) Dibandingkan dengan proses lumpur
aktif konvensional, axidation ditch mempunyai beberapa kelebihan, yaitu
efisiensi penurunan BOD dapat mencapai 85%-90% (dibandingkan 80%-85%)
dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit. Selain efisiensi yang lebih
tinggi (90%-95%).
o Karusel
o Perabukan Cairan
Merupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara
aerobik dimana energi yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh
mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu
akan menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah
kondisi aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan
membantu menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi
patogen. Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang
dapat memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen
dari campuran cairan yang pekat. Proses ini digunakan pada rabuk sapi,
babi dan susu.
d.
Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor)
Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar.
Digunakan antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang
berasal dari industri pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras
dan anggur, produksi babi dan unggas, pengolahan sayuran dan indutri
perekat dan kertas.
b. Proses pengolahan secara anaerobik
Proses
pengolahan secara anaerobik terjadi disebabkan oleh adanya aktivitas
mikroorganisme pada saat tidak ada oksigen bebas. Senyawa berbentuk
anorganik atau organik pekat yang umumnya berasal dari industri sukar
atau lambat sekali untuk diolah secara aerobik, maka pengolahan
dilakukan secara anaerobik. Hasil akhir pengolahan secara anaerobik
adalah CO2 dan CH4. Tahapan yang terjadi dalam
proses anaerobik adalah :
1.Fermentasi dalam stadia asam
2.Regressi dalam stadia asam
3.Fermentasi dalam stadia basa
Prinsip proses pengolahan secara anaerobik adalah menghilangkan atau
mendegradasi bahan karbon organik dalam limbah cair atau sludge.
Keuntungan proses secara anaerobik adalah tidak membutuhkan energi untuk
aerasi, lumpur atau sludge yang dihasilkan sedikit, polutan yang berupa
bahan organik (misalnya : polisakarida, protein dan lemak) hampir
semuanya dikonversi ke bentuk gas metan (biogas) yang memiliki nilai
kalor cukup tinggi. Sedangkan kelemahan proses pengolahan cara anaerobik
adalah pada kemampuan pertumbuhan bakteri metan yang sangat rendah,
sehingga membutuhkan waktu yang lebih panjang antara dua sampai lima
hari untuk penggandaannya, sehingga diperlukan reaktor yang bervolume
cukup besar.
Proses degradasi dalam pengolahan secara anaerobik tersebut dibagi dalam beberapa tahap :
o Hidrolisi molekul organik polimer .
o Fermentasi gula dan asam amino.
o B – oksidasi anaerobik asam lemak rantai panjang dan alkohol.
o Oksidasi anaerobik produk antara seperti asam lemak (kecuali asam asetat).
o Dekarboksilasi asam asetat menjadi metan.
o Oksidasi hidrogen menjadi metan.
Kecepatan degradasi biopolimer tergantung pada jumlah jenis bakteri
yang ada dalam reaktor, efisiensi dalam mengubah substrat dengan
kondisi-kondisi waktu tinggal substrat di dalam reaktor, kecepatan alir
efluen, temperatur dan pH di dalam bioreaktor. Jika substrat yang mudah
larut dominan, reaksi substrat dengan kondisi seperti waktu tinggal
substrat di dalam reaktor, kecepatan alir efluen, temperatur dan pH yang
terjadi di dalam bioreaktor maka reaksi kecepatan terbatas, akan
cenderung membentuk metan dari asam asetat dan dari asam lemak dengan
kondisi stabil atau steady state. Faktor lain yang mempengaruhi proses
antara lain waktu tinggal atau lamanya substrat berada dalam suatu
reaktor sebelum dikeluarkan sebagai sebagai supernatan atau digested
sludge (efluen). Minimum waktu tinggal harus lebih besar dari waktu
generasi metan sendiri, supaya mikroorganisme didalam reaktor tidak
keluar dari reaktor atau wash out.
Penanganan limbah secara anaerobik ada 4 jenis proses, yaitu :
Cara Konvensional
Proses Dua Tahap
Proses Dua Tahap dengan Daur Ulang Padatan
Proses
Menggunakan Saringan Anaerobik. Contoh pengolahan secara aerobik antara
lain : lagun anaerobik, digester dan filter anaerobik.
1.LIMBAH PADAT
Ada beberapa tahap, yaitu :
- Penampungan dalam bak sampah dengan membedakan samaph organik dan anorganik
- Pengumpulan sampah
- Pengangkutan sampah
- Pembuangan dan pengolahan sampah
Ini dia nih gan, metodenya :
a. 3R+R
§ Replace, dengan mengganti/menggunakan barang yang bisa dipakai
kembali. Misalnya, dari kantong keresek, beralih ke paperbag
§
Reduce, dengan mengurangi pemakaian barang yang dapat menjadi sampah
anorganik. Misalnya, kalo agan beli sampo, sekalian aja yang kemasan
gede, jangan yang sachet-an, itumah sama aja bikin sampah makin
menggunung
§ Reuse, sama nih gan kaya replace. Intinya dia lebih ke cara, make lagi sampah-sampah yang masih layak pake.
§
Recycle, yang ini pasti agan udah tau. Mendaur ulang sampah untuk
dipakai kembali. Sayangnya, ini agak ribet gan. Soalnya, masyarakat kita
gak biasa misahin sampah basah sama sampah kering. Kebayang gak kalo
sampah-sampah yang ada di TPA kita pisahin saru-satu.
b. Gas Bio
Spoiler for Bio Gas:
Merupakan bahan bakar yang dihasilkan dari proses fermentasi dan
pembusukan oleh bakteri [italic]anaerobik[/italic] thd bahan2 organik,
meliputi kotoran manusia, kotoran hewan, sisa pertanian, dsbg.
Komposisi gas ini terdiri atas :
o Gas metan
o Karbondioksida
o Nitrogen
o Karbonmonoksida
o Oksigen
o Hidrogen sulfida
c. Insenerator
Spoiler for Insenerator:
Adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah sedara terkendali
dengan menggunakan suhu tinggi. Sampah apaan aja bisa gan, kecuali kaca,
logam sama sampah organik.
d. Sanitary Landfill
Ada 3 metode yang digunakan :
1.Metode galian parit
Spoiler for Trench Method:
Sampah dibuang ke dalam parit yang sengaja digali memanjang. Sampah
ditimbun, dipadatkan dan diratakan. Jika sudah penuh, gali parit lain di
tempat lain. Ruginya? MAKAN TANAH 2. Metode Area
sama
ama metode 1, cuma bedanya sampah dibuang kedalam lahan yang emang
tidak sengaja digali. Kaya rawa yang kering, tanah rendah.
2.LIMBAH CAIR
A. Pengolahan primer
Dilakukan secara fisika :
a. Pengolahan Awal
1.
Limbah mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan
jeruji saring untuk menyaring sampah yang besar agar tidak masuk kedalam
proses selanjutnya. Metode ini disebut metode penyaringan
2.
Limbah yang telah disaring, disalurkan ke suatu tangki yang
berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat teruspensi lain yang
berukuran besar. Caranya dengan memperlambat aliran limbah sehingga
partikel2 pasir jatuh ke dasar tangki.
b. Pengolahan Akhir
1.
Setelah melalui tahap A, limbah cair dialirkan ke tangki
pengendapan. Di tangki ini, limbah cair didiamkan agar aprtikel2 padat
yang tersupsensi dalam air limbah dapat mengendap ke dasar tangki.
Endapan tsb membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan dari air limbah
dan diproses ke tahap selanjtnya. Tahap ini disebut pengendapan 2.
Setelah tahap pengendapan dilakukan tahap pengapungan, yaitu untuk
menyingkirkan minyak atau lemak dengan menggunakan alat yang
menghasilkan gelembung udara kecil (+- 30 – 120 mikron)
Dari
ketiga jenis/wujud limbah pertanian, limbah jenis cair yang perlu
diketahui sifat-sifatnya supaya penanganannya limbah cair tersebut dapat
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jadi dalam modul ini hanya dibahas
sifat-sifat limbah cair yang dihasilkan dari industri pertanian.
Sifat-sifat limbah cair industri pertanian dibedakan menjadi tiga bagian besar
yaitu :
1. Sifat Fisik
Penentuan derajat kekotoran air limbah pertanian sangat dipengaruhi
oleh adanya sifat fisik yang mudah terlihat. Adapun sifat fisik yang
penting adalah kandungan zat padat sebagai efek estetika dan kejernihan
serta bau dan warna dan juga temperatur. Jumlah endapan pada contoh air
merupakan sisa penguapan dari contoh air limbah pertanian pada suhu
103-1050 C. Beberapa komposisi air limbah akan hilang apabila dilakukan
pemanasan secara lambat. Jumlah total endapan terdiri dari benda-benda
yang mengendap, terlarut, tercampur. Untuk melakukan pemeriksaan ini
dapat dilakukan dengan mengadakan pemisahan air limbah dengan
memperhatikan besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalamnya.
Dengan mengetahui besar-kecilnya partikel yang terkandung di dalam air
akan memudahkan kita dalam memilih teknik pengendapan yang akan
diterapkan sesuai dengan partikel yang ada di dalamnya. Air limbah yang
mengandung partikel dengan ukuran besar memudahkan proses pengendapan
yang berlangsung, sedangkan apabila air limbah tersebut berisikan
partikel yang sangat kecil ukurannya akan menyulitkan dalam proses
pengendapan, sehingga untuk mengendapkan benda ini haruslah dipilihkan
cara pengendapan yang lebih baik dengan teknologi yang sudah barang
tentu akan lebih canggih.
Sifat-sifat fisik yang umum diuji pada limbah cair adalah :
1.Nilai pH, keasaman alkalinitas
2.Suhu
3.Warna, bau dan rasa
4.Jumlah padatan
5.Nilai BOD/COD
6.Pencemaran mikroorganisme patogen
7.Kandungan minyak
8.Kandungan logam berat
9.Kandungan bahan radioaktif
2. Sifat Kimia
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat
menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan bau
yang tidak sedap pada penyediaan air bersih. Selain itu, akan lebih
berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun.
Bahan-bahan organik yang umumnya terkandung pada limbah cair adalah
karbohidrat, protein dan lemak.
3. Sifat Biologis.
Pemeriksaan biologis (mikroorganisme) di dalam limbah cair untuk
memisahkan apakah ada bakteri-bakteri patogen dalam limbah cair supaya
sebel limbah cair dibuang ke perairan harus dilakukan perlakuan tertentu
sampai bakteri-bakteri tersebut mati.
Lembar Kerja
a. Alat-alat :
Pisau – botol-botol kecil – kertas lakmus
Napan – termometer – gelas ukur
Ember kecil – pH-meter a – timbangan
b. Bahan-bahan :
Limbah Kelapa – Air Sungai
Limbah Ikan – Air Limbah Industri
Limbah Padi – Air Selokan
Limbah Ternak Potong – Air Limbah Rumah tangga.
c. Kesehatan dan Keselamatan Kerja :
Sarung tangan
Jas Laboratorium
d. Pelaksanaan :
1. Cara mengklasifikasi jenis limbah pertanian
- Setiap kelompok menyiapkan 1 set alat bahan.
- Klasifikasikan contoh bahan (limbah kelapa) berdasarkan jenis limbah.
- Buatlah klasifikasi menurut tabel petunjuk.
2. Cara mengenali sifat-sifat limbah pertanian
- Setiap kelompok menyediakan 1 set alat dan bahan
- Amati sifat-sifat limbah yang meliputi :
1. pH
Caranya dengan menggunakan pH meter atau kertas lakmus (Cat : air normal pH 6-8).
2. Suhu
Caranya : masukkan termometer skala 1000 C ke dalam contoh limbah dan catatlah hasilnya.
3. Warna
Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal). (Cat : warna berubah misalnya coklat kemerahan, atau kuning kecoklatan).
4. Bau
Caranya : Bandingkan dengan air bersih (normal). (Cat : bau berubah berdasarkan kepekaan manusia.
5. Endapan
Caranya :
a. Ambil 1 liter contoh air limbah, kemudian diamkan selama 1 jam.
b. Endapan limbah yang ada, selanjutnya ditimbang dan dinyatakan dalam milligram per liter air limbah.
Masukkan semua data yang diperoleh ke dalam tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan :
Data pengamatan Air bersih Air sungai Air limbah industri Air selokan Air limbah rumah tangga
Suhu
PH
Warna
Bau
Endapan
B. Cara membuat kompos dari limbah murni
Daur Ulang Limbah Organik (Pengomposan)
Pengomposan
merupakan proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam
sisa-sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daunan, sampah rumah
tangga dan sebagainya) dengan perlakuan khusus (pelapukan secara alami).
Hasil pengomposan inilah yang biasa disebut sebagai pupuk kompos.
Di
lingkungan alam terbuka, kompos bisa terjadi dengan sendirinya. Lewat
proses alami, rumput dedaunan, dan kotoran hewan serta sampah lainnya
lama kelamaan membusuk karena kerjasama antara mikroorganisme dan cuaca.
Proses
tersebut bisa dipercepat oleh perlakuan manusia, hingga menghasilkan
kompos yang berkualitas baik, dalam jangka waktu tidak terlalu lama.
Sebab jika sewaktu-waktu kompos tersebut kita perlukan segera, kita
tidak mungkin menunggu kompos dari hasil proses ala yang membutuhkan
jangka waktu agak lama itu.
Fungsi Kompos :
Soil Conditioner; berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah, terutama bagi tanah kering dan ladang
Meningkatkan kemampuan tanah menyimpan air (increase soil water holding capacity)
Soil
Ameliorator; berfungsi mempertinggi kemampuan pertukaran kation (KPK)
baik pada tanah ladang maupun tanah sawah dan lain-lain.
Bahan
organis yang telah terkompos dengan baik, bukan hanya memperkaya bahan
makanan tanaman tetapi terutama berperanan besar terhadap perbaikan
sifat-sifat tanah, seperti :
mengembailkan kesuburan tanah mellui perbaikan sifat-sifat tanah baik fisik, kemis maupun biologis
mempercepat dan mempermudah penyerapan unsur nitrogen oleh tanaman karena telah diadakan perlakuan khusus sebelumnya
mencegah infeksi yang disebabkan oleh biji-biji tumbuhan pengganggu
dapat disediakan secara mudah, murah dan relatif cepat
bahan organis pada kompos memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, sehingga tidak mudah longsor
memperbaiki struktur tanah lempung
bahan
organis dalam tanah akan mempertinggi kemampuan pengikatan unsur hara
dan penampungan air, sehingga tanah dapat lebih banyak menyediakan air
serta makanan bagi tanaman dan dapat mencegah timbulnya banjir
memperbaiki
drainage dan tata udara tanah, terutama paa tanah berat. Dengan tata
udara tanah yang baik dan kandungan air yang cukup tinggi, maka suhu
udara akan lebih stabil.
Maksud Pembuatan Kompos
Mengapa
penggunaan kompos begitu penting ?. Ada beberapa alasan yang perlu
dikemukakan, yaitu melengkapi kebutuhan bahan organis dari pupuk lain
(pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kimia dan sebagainya). Pertimbangan
lain penggunaan kompos, adalah mengingat pemakaian pupuk buatan/kimia
memakan biaya besar. Pupuk buatan dapat dihanyutkan air atau menguap ke
udara. Tetapi jika kita campur pupuk buatan tersebut dengan sisa
tumbuhan atau bahan baku lain yang dikompos, maka pupuk buatan tersebut
tidak akan mudah dihanyutkan hujan atau menguap ke udara.
Beberapa
petani yang telah berhasil mengatakan bahwa satu sak pupuk buatan
dicampur kompos lebih baik dari pada tiga sak pupuk butan tanpa dicampur
kompos. Pupuk buatan yang dicampur kompos menjadi kompos menjadi pupuk
organis yang diperkaya.
Penggalakan
penggunaan kompos, dapat juga dimanfaatkan dari persediaan bahan-bahan
yang berasal dari tumbuh-tumbuhan (jerami, sampah kota dan lain-lain)
dalam jumlah banyak. Lalu bagaimana caranya ?. Telah diketahui bahwa C/N
tanah-tanah pertanian : 10 – 12. Maka bahan organis yang akan digunakan
sebagai pupuk, sebaiknya mempunyai perbandingan C/N yang mendekati C/N
tanah. Sedang sisa-sisa tanaman yang masih segar pada umumnya C/N –nya
tinggi, jadi belum bisa langsung digunakan sebagai kompos.
Syarat-syarat Keberhasilan Pembuatan Kompos :
a. Susunan Bahan Mentah
Sampai
pada batas tertentu, semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya,
semakin cepat pula waktu pembusukannya. Ini karena semakin banyak
permukaan yang tersedia bagi bakteri pembusuk untuk menyerang dan
menghancurkan material-material tersebut.
Untuk
mempercepat proses pembusukan, kita dapat mencincang daun-daunan,
ranting-ranting dan material organis lainnya dengan tangan.
b. Suhu dan Ketinggian Timbunan Kompos
Penjagaan
panas sangat penting dalam pembuatan kompos. Dan satu faktor yang
menentukan tingginya suhu adalah tinggi timbunan itu sendiri. Tinggi
timbunan yang memenuhi syarat adalah sekitar 1,25 sampai 2 meter. Ini
akan memenuhi penjagaan panas dan kebutuhan akan udara. Pada waktu
proses pembusukan berlangsung, pada timbunan material yang tingginya 1,5
meter akan menurun sampai kira-kira setinggi 1 atau 1,25 meter.
c. Pengaruh Nitrogen ( N )
Timbunan
yang ber-Nitrogen terlalu sedikit (zat yang dibutuhkan bakteri
penghancur untuk berbiak) tidak akan menghasilkan panas untuk
membusukkan material dengan cepat. Tetapi, kadar karbon/nitrogen (C/N)
yang tinggi bisa menyebabkan timbunan itu membusuk pelan-pelan lewat
kerja zat-zat organis suhu rendah (kebanyakan jamur)
d. Kelembaban
Timbunan
kompos harus selalu lembab, tapi kita perlu menjaganya supaya tidak
sampai becek. Karena kelebihan air akan mengkibatkan volume udara jadi
berkurang. Semakin basah timbunan itu, makin sering pula kita harus
mengaduknya untuk menjaga dan mencegah pembiakan bakteri an-aerobik.
e. Bak Penampungan
Bak
penampungan berfungsi sebagai menampung bahan kompos untuk diproses
sekaligus untuk membolak-balik agar tercampur dan proses pembusukan
berlangsung merata.
f. Pengadukan
Tujuan dari proses pengadukan kompos :
memasukkan sejumlah oksigen untuk tetap berlangsungnya proses pembusukan
mengeringkan bahan apabila timbunan terlampau basah, mencegah timbulnya bakteri an-aerobik
Untuk
menyusun kembali bahan yang sedang dalam proses pembusukan. Bagian luar
yang kurang busuk kita pindah ketengah timbunan hingga bakteri suhu
tinggi akan mulai bekerja lagi. Timbunan akan kembali menjadi panas
dengan lebih cepat, dan ketika suhu menurun lagi, proses pengomposan
telah selesai dan kompos siap dipakai.
C. Cara mmbuat kertas daur ulang
Alat dan Bahan yang dibutuhkan untuk membuat kertas daur ulang
kertas
blender
baskom
spon
meja
kain
screen
papan dan alat pemberat
Cara Membuat
Robek kecil-keil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari
Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus)
Tuangkan kedalam Baskom yang berisi air dan diaduk
Letakan Spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya
Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon
Letakan diatas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit screennya dan angkat dengan hati-hati
Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi langkah 5 dan 6
Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat (Batako atau Batu)
biarkan
selama sekitar1 jam agar airnya berkurang. sebelum diangkat pastikan
sudah cukup kering. angkat sepasang demi sepasang dan jemur ditempat
yang panas. lalu setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya
pelan-pelan.
Jika anda ingin membuat atau corak khusus, cobalah beberapa proses di bawah ini.
Proses
tempelan. Sebelum anda menutup campuran bubur kertas dengan kain yang
sudah dibasah, tempelkan bunga, rumput atau daun-daun kecil diatasnya.
Proses
Campuran. Ketika memblender kertas, tambahkan bunga, rumput atau bahan
alami lainnya yang akan memberikan warna dan pola khusus.
Proses
Press. Ketika sedang mengepress kertasnya, taruhlah daun atau sesuatu
yang bermotif bagus. taruhlah papan diatasnya dan beri pemberat.
Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas Daur Ulang.
Kertas untuk menggambar karya seni
Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain
Undangan,
amplop, map, dll . kertas daur ulang juga bagus sekali untuk ditempel
diatas karya-karya yang bisa anda bikin dari karton.
kotak pensil + bingkai photo
kotak kado
Dan
jika anda ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan
alami untuk mewarnai kertas daur ulang tersebut anda bisa memakai
beberapa bahan yang bisa dipakai untuk memberi warna tersebut.
diantaranya :Kunyit, Daun Jati, Daun pandan Wangi, Gambir, Pacar Cina,
Nila.
Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning.
Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah
Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau
Gambir : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hitam
Pacar Cina : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna merah muda
Nila : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna biru
D. Model penanganan limbah berdasarkan hasil studi di lingkungan sekolah.
Limbah
padat bila akan dimanfaatkan misalnya untuk pembuatan kompos, biogas,
makanan ternak dan lain-lain biasanya secara fisik diolah dulu.
Pengolahan limbah padat secara fisik yang biasanya digunakan adalah :
Ø
Pengecilan ukuran dengan cara memotong kecil-kecil limbah padat
tersebut sesuai kebutuhan. Tujuan pengecilan ukuran ini untuk mengurangi
volume limbah yang ada.
Ø Pemadatan dengan cara pengepresan, tujuannya untuk mengurangi volume juga.
Dalam
modul ini kegiatan yang akan dilakukan adalah pengolahan limbah padat
secara fisik yaitu : pemilahan, pengecilan ukuran dan pengepresan.
0 comments:
Post a Comment