Lukisan hatimu masih tetap tersimpan di dalam rumah kalbuku, sama halnya
dengan guratan pena cinta itu, masih berada di kotak relung yang sama.
Sebelum fajar merekah, kuberanikan diri untuk kembali membuka tiap gores
kanvas cinta dan garis pena hatimu, dan apa yang kutakutkan sebelumnya
tidaklah terbukti.
Warna-warna pelangi hati masih tetap seperti dulu, tak meluruh
sedikitpun. Dan garis-garis pahatan rasa-mu masih terbentang kokoh.
Kiranya, ini saatnya aku kembali berdiri dengan sebuah jawaban di
lenganku dan tujuan di pergelangan kaki ku, untuk aku mampu berjalan
melangkah.
Meski sejuta ragu terus menghinggap benakku. Dan Aku tahu,ini tak akan
mudah buat ku. Karena rasa itu masih terus manyalakan percik-percik
udara segar dan terus mengalirkan gemericik aliran rasa.
Dan aku tau, pilihanku ini akan menusuk tepat kedalam denyut nadimu,
perih dan membuat dirimu seolah ingin balik menghujam seribu bilah pisau
ke arahku. Aku mengerti itu…dan aku tak kuasa untuk menoleh
kembali…Bantu aku untuk menggapai secercah kilau cahaya kunang-kunang
malam..
Aku memilih untuk terus berjalan, dan memilih untuk terus menyimpan
lukisan hati dan goresan pena cintamu..disini…di kotak yang paling dalam
dan aman, dimana tak seorangpun mampu menyentuhnya selain aku…dan
hangatnya masih terus terasa…disini, tepat di relung sukmaku.
Saturday, 31 December 2011
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment