Boneka Daruma: Simbol Pantang Menyerah
七転び八起き, dibaca
’nanakorobi yaoki’, adalah sebuah peribahasa Jepang yang jika
terjemahkan secara harfiah maka akan berarti: ”Tujuh kali jatuh, delapan
kali bangun. Menyatakan semangat pantang menyerah walau harus jatuh
bangun berkali-kali. Peribahasa ini banyak dihubungkan dengan boneka
lucu yang menjadi simbol dan jimat semangat pantang menyerah yang
dikenal dengan nama boneka “Daruma”.
Berbentuk bulat pendek, tanpa kaki, tanpa lengan dan tanpa mata, terbuat dari papier-mâché dan kosong di bagian dalamnya, boneka daruma
ini merupakan perwujudan pendeta Budha pendiri aliran Zen berjambang
mengenakan jubah merah, Bodhidharma yang sedang bermeditasi. Boneka daruma adalah sejenis tumbling doll,
yaitu boneka yang dibuat berat di bagian bawah sehingga jika didorong
ringan akan kembali lagi ke posisi semula dan tidak jatuh. Inilah yang
disimbolkan oleh sang boneka daruma. Keteguhan, ketekunan saat
bermeditasi. Kemampuan untuk pulih setelah ditimpa masalah. Pantang
menyerah walau jatuh berkali-kali.
Alis daruma dilukis
seperti bentuk burung bangau dan jambangnya berbentuk kura-kura. Kedua
binatang ini adalah lambang dari usia yang panjang. Seperti kata salah
satu pepatah di Jepang, bahwa burung bangau hidup seribu tahun dan
kura-kura hidup sepuluh ribu tahun.
Jubah sang daruma pada umumnya berwarna merah, seperti warna jubah para pendeta Zen kelas tinggi. Namun terdapat juga daruma dengan warna yang lain. Boneka daruma dengan warna yang berbeda memiliki arti yang berbeda pula.
Merah : melambangkan keberuntungan secara umum, kemenangan, kelulusan
Hitam : untuk keuntungan dalam perniagaan atau usaha, dan menjauhkan roh-roh jahat
Putih : melambangkan hal-hal yang dirayakan, berkat, kemenangan
Ungu : untuk pengabulan harapan, kemajuan karir, supremasi
Warna emas : kekayaan dan kesenangan
Biru : untuk kesuksesan dalam hidup, peningkatan prestasi belajar
Pink : perwujudan cinta, pernikahan, proses kelahiran yang selamat
Hijau : kesehatan, kepercayaan, keamanan
Dan kuning : untuk kehidupan yang dinamis, kecantikan, harapan, dsb
Menurut cerita, boneka daruma bermula dari Kota Takasaki di Prefektur Gunma. Di sana terdapat sebuah kuil yang bernama Shorinzan, tempat berasalnya boneka daruma. Hingga saat ini, Kota Takasaki adalah produsen terbesar boneka daruma dan kebanyakan boneka daruma yang digunakan sebagai jimat kesuksesan pada pemilihan umum di Jepang berasal dari kota ini.
Saat dibeli, boneka daruma
tidak memiliki mata. Bagian mata kosong dengan warna putih saja. Ketika
si pembeli memohonkan harapan dan impiannya, maka dia akan menggambar
sebelah mata daruma, biasanya dimulai dari mata sebelah kiri.
Mata yang sebelah lagi baru digambar pada saat impian atau harapan
tersebut menjadi kenyataan.
Boneka daruma ini sangat populer di kalangan politisi yang akan bertarung di pemilihan umum. Si peserta pemilu akan menggambar sebelah mata daruma sebelum pemilihan dengan harapan sang daruma akan termotivasi untuk mengabulkan impiannya memenangkan pemilu agar diberi mata sebelah lagi. Boneka daruma pada pemilihan umum ini dikenal dengan nama senkyo daruma (senkyo = pemilihan umum)
0 comments:
Post a Comment